Benarkah Kandungan Fluorida dalam Air Minum Bisa Bikin Kemampuan Otak Anak Menurun?

Utah kini menjadi negara bagian AS pertama yang memutuskan untuk menghentikan penggunaan fluorida dalam air minum.

Diperbarui 24 Mar 2025, 16:09 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 17:05 WIB
Ilustrasi Minum Air/Freepik.com
Minum banyak air agar tubuh terus terhidrasi untuk membantu melembapkan kulit. (Sumber: Freepik).... Selengkapnya

, Washington D.C - Air minum berfluorida merupakan hal yang lumrah ditemui di Amerika Serikat. Terlebih lagi, karena ketika fluoridasi air minum dimulai penggunaannya pada tahun 1945, jumlah kasus kerusakan gigi akibat karies menurun drastis.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), menyebut tindakan tersebut sebagai "salah satu dari 10 intervensi kesehatan masyarakat terbesar di abad ke-20."

Fluorida merupakan garam dari asam hidrogen fluorida. Zat ini berfungsi untuk apa yang disebut sebagai remineralisasi email gigi, dan dengan demikian mengurangi risiko karies, dikutip dari laman DW Indonesia, Minggu (23/3/2025).

Meskipun demikian, Utah kini menjadi negara bagian AS pertama yang memutuskan untuk menghentikan penggunaan fluorida dalam air minum.

Hal ini pasti membuat hati Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy merasa tersanjung.

Sebelum pelantikan Presiden Donald Trump, ia mengumumkan dalam sebuah posting di X bahwa ia ingin menghentikan fluoridasi di air minum. Alasannya antara lain, karena fluorida memiliki efek neurotoksik dan menurunkan IQ. Terutama bagi anak-anak yang otaknya masih berkembang.

Faktanya, pertanyaan apakah fluorida dapat mengurangi kecerdasan anak? Topik ini merupakan subjek penelitian ilmiah yang dikaji berulang-ulang.

Beberapa penelitian menemukan adanya korelasi antara konsentrasi fluorida dalam urin ibu hamil dan kemampuan kognitif anak-anak mereka.

Dalam konsentrasi yang berlebihan, fluorida dapat mengganggu metabolisme kalsium pada sel-sel tubuh hingga menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak.

Sebuah meta-analisis yang diterbitkan pada bulan Januari tahun ini telah menghidupkan kembali perdebatan tentang hubungan antara asupan fluorida dan kecerdasan.

Jan Hengstler adalah seorang doktor farmakologi dan toksikologi di TU Dortmund yang telah mempelajari fluorida dan potensi bahayanya.

Menurutnya, pertanyaan apakah fluorida bisa merusak otak anak-anak yang sedang berkembang adalah hal yang penting. "Ini topik yang rumit dan tidak boleh dianggap sepele," kata Hengstler.

Tinjauan tahun 2020 yang dicermati Hengstler menyimpulkan, fluorida tidak bersifat neurotoksik terhadap perkembangan manusia pada tingkat paparan saat ini di Eropa. Ini juga berarti masalah dosis sangat penting.

 

Promosi 1

Dosis Menentukan Racun: Kapan Fluorida Menjadi Berbahaya?

Seorang perempuan sedang berkacak pinggang sambil meminum segelas air (Foto Dok: Freepik/master1305)
Seorang perempuan sedang berkacak pinggang sambil meminum segelas air (Foto Dok: Freepik/master1305).... Selengkapnya

"Air minum tidak boleh mengandung lebih dari 1,5 mg fluorida per liter," tandas Hengstler. "Air minum sebaiknya tidak mengandung lebih dari 1,5 mg fluorida per liter," kata Hengstler.

Menurut CDC, satu liter air minum di AS mengandung 0,7 mg per liter. Jumlah ini sesuai dengan dosis harian yang direkomendasikan oleh badan kesehatan AS, NIH, untuk anak usia satu hingga tiga tahun.

Pria dewasa sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 4 mg fluorida per hari, sementara perempuan dewasa cukup dengan 3 mg saja.

Asosiasi Gizi Jerman (DGE) dan ahli toksikologi Hengstler jumlah ideal fluorida yang disarankan adalah 0,05 mg per kilogram berat badan setiap hari. Jadi, misalnya, jika seseorang memiliki berat badan 60 kg, maka dosis yang disarankan adalah 3 mg fluorida per hari (60 kg x 0,05 mg).

"Jika kandungan fluorida lebih dari 4 mg per liter air minum, bisa terjadi fluorosis gigi," ujar Hengstler.

Fluorosis gigi terlihat berupa bintik-bintik coklat pada gigi dan merupakan tanda bahwa asupan fluorida terlalu tinggi. "Jika lebih dari 10 mg fluorida per liter air minum, bisa terjadi fluorosis tulang," lanjutnya. Dalam hal ini, tulang menjadi rapuh dan menyebabkan perubahan pada sendi yang menyakitkan.

Masalah dengan fluorida adalah, di banyak negara, tidak hanya air minum yang mengandung fluorida, tetapi juga pasta gigi dan garam.

Masalah dengan fluorida adalah bahwa di banyak negara tidak hanya air minum tetapi juga pasta gigi dan garam juga difluoridasi. Selain itu, makanan tertentu secara alami mengandung fluorida, seperti ikan dan teh hitam. Fluorida juga terdapat secara alami dalam air yang digunakan untuk pengolahan air minum – dalam konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada wilayahnya.

Infografis Manfaat Mandi Air Dingin dan Panas
Infografis Manfaat Mandi Air Dingin dan Panas. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya