Liputan6.com, Jakarta - Facebook dilaporkan ingin membuat percakapan dalam unggahan publik lebih bermakna. Karenanya, raksasa media sosial itu akan mengurutkan komentar yang diberikan pada sebuah unggahan.
Dikutip dari Engadget, Minggu (16/6/2019), komentar tersebut akan diurutkan berdasarkan relevansinya dengan sebuah unggahan. Jadi, komentar yang berhubungan langsung dengan unggahan atau orang terdekat akan mendapat prioritas.
Perubahan ini sebenarnya ditujukan untuk Pages dan pengguna yang memiliki banyak teman. Namun, Facebook menuturkan siapa saja dapat mengaktfikan fitur ini melalui pengaturan.
Advertisement
Baca Juga
Nantinya, Facebook akan membagi komentar berdasarkan interaksi yang dilakukan pengguna, termasuk ketika pengguna memberikan tombol like, react, atau membalas komentar tersebut.
Di sisi lain, pengguna masih dapat mengatur komentar yang ada unggahannya, dengan memilih menyembunyikan termasuk menghapusnya. Akan tetapi, apabila ada komentar yang melanggar standar komunitas, perusahaan tidak segan akan menghilangkannya.
Sebenarnya, Facebook bukan satu-satunya media sosial yang ingin meningkatkan kualitas percakapan di platform-nya. Sebelumnya, Twitter sudah melakukan hal serupa dengan merilis sejumalah fitur untuk para pengguna.
Facebook sendiri tidak hanya berfokus pada komentar yang ada di plaftorm-nya. Bulan lalu, perusahaan juga menerapkan sistem ranking untuk video dengan memprioritaskan konten orisinal.
Video Deepfake Bos Facebook Viral di Instagram
Terlepas dari kehadiran fitur tersebut, video yang menampilkan bos Facebook, Mark Zuckerberg sedang memberikan pandangannya tentang kekuatan big data sempat membuat heboh.
"Bayangkan hal ini sebentar saja: satu orang, dengan kendali penuh menguasai data, rahasia, hidup dan masa depan miliaran orang. Itu semua berkat Spectre. Spectre menunjukkan padaku siapa pun yang menguasai data akan menguasai masa depan," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Namun, bukan itu yang menarik perhatian warganet. Video yang memperlihatkan bos Facebook itu tidak memperlihatkan sosok aslinya, melainkan hanya video deepfake.
Dilansir CNET, Kamis (13/6/2019), deepfake adalah teknik kecerdasan buatan untuk membuat video seseorang mengatakan sesuatu meski mereka tidak pernah mengatakannya.
Dengan kata lain, video deepfake punya banyak celah untuk disalahgunakan.
Advertisement
Facebook Belum Menghapus Videonya
Meski begitu, pihak Facebook menyatakan tidak bakal menghapus video tersebut, namun akan mengurangi tingkat jangkauan (reach) dan memperlihatkan informasi dari fact-checkers.
Salah satu fact-checker Lead Stories mengatakan kalau video itu adalah seni yang satir dan tidak akan membahayakan distribusi video selama pengguna melihat label peringatan yang menyatakan video ini tidak nyata.
Dalam video juga terdapat logo CBSN, salah satu kantor berita Amerika Serikat. Pihak CBSN meminta Facebook untuk segera menghilangkan video yang menyalahgunakan logo tersebut.
Adapun pembuat video tersebut adalah seniman bernama Bill Posters dan Daniel Howe, yang bekerjasama dengan perusahaan Canny.
Canny sebelumnya pernah bekerjasama dengan Posters untuk membuat video fake Donald Trump dan Kim Kardashian.
Kejadian ini bukan sekali saja menimpa sang bos Facebook. Tahun lalu, Andrew Oleck mem-posting video di Facebook yang menunjukkan sosok Mark Zuckerberg berbicara bahwa dia akan menghapus Facebook.
Video yang sempat heboh itu berhasil ditonton 32 juta kali.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: