Facebook Bayar Pengguna yang Sudi Smartphone Mereka Dilacak, Berminat?

Baru-baru ini, Facebook bakal bagi-bagi uang buat pengguna yang mau smartphone-nya dilacak lewat aplikasi Study.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Jun 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2019, 06:00 WIB
Facebook
logo facebook di HP (sumber: snopes.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pernah membayangkan smartphone kamu diintip isinya? Pasti menakutkan. Tapi bagaimana bila ada yang membayar untuk mendapatkan ijin ponsel pintar kamu di tracking?

Baru-baru ini, Facebook bakal bagi-bagi uang buat pengguna yang mau smartphone-nya di tracking atau dilacak lewat aplikasi Study.

Dilansir dari The Verge, Kamis (13/6/2019), aplikasi ini akan memonitor aplikasi apa saja yang terinstal di smartphone seseorang, berapa lama orang tersebut mengakses aplikasi, negara tempat tinggal, dan informasi tambahan lain yang berkaitan dengan fitur tertentu aplikasi tersebut.

Tidak usah khawatir, Facebook bilang tidak akan menyadap data pribadi seperti pesan, password dan jejak situs web yang pernah dikunjungi.

Sebelumnya, Facebook pernah membuat aplikasi yang mirip dengan Study, Facebook Research, namun dihentikan karena menuai kontroversi.

Aplikasi itu ditujukan ke remaja pengguna iPhone dan bisa menyelam ke database terdalam dari iPhone. Apple menyatakan, aplikasi itu melanggar peraturan Apple dan memblokirnya Januari lalu.

Hanya Tersedia di Android

Fakta unik dan langka (1)
Logo Facebook. (Sumber Pixabay)

Study hanya bisa diakses oleh pengguna yang berumur 18 tahun ke atas, serta bakal tersedia hanya di sistem operasi Android, yang mana akses menuju database smartphone harus meminta persetujuan pengguna dulu sehingga bisa lebih dikendalikan.

Kalau sudah, nanti pengguna bakal dibayar lewat PayPal, oleh karena itu umurnya tidak boleh dibawah 18 tahun. Nantinya, Facebook bakal saling mereferensikan informasi tentang pengguna dan menganalisanya, tapi tidak akan digunakan buat jadi target iklan.

Sayangnya, Facebook belum buka mulut terkait jumlah uang yang dibayarkan nantinya. Aplikasi ini juga cuma hadir di Amerika Serikat dan India, dan tidak sembarang orang bisa mendaftar di Study, karena link pendaftaran hanya bisa diakses lewat iklan tertentu.

(Tik/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya