Liputan6.com, Jakarta - Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company bertajuk e-Conomy SEA 2019 menyebutkan, pendanaan investor ke startup di kawasan Asia Tenggara selama paruh pertama 2019 mencapai USD 7,6 miliar (sekitar Rp 107 triliun). Nilai ini meningkat sekitar 7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.
Melihat potensi tersebut, Tech in Asia sebagai salah satu platform komunitas teknologi dan startup terbesar di Asia, menyelenggarakan konferensi regional Tech in Asia sebagai penghubung bagi para startup dengan investor.
Advertisement
Salah satu sesi menarik di ajang ini adalah Arena Pitch Battle. Di sesi ini, startup asal Bandung, Simak, meraih titel juara pertama, disusul oleh Wisible (Thailand) sebagai juara kedua, dan Halofina (Indonesia) sebagai juara ketiga.
Baca Juga
Sesi ini disponsori oleh Surge, akselerator startup di bawah naungan perusahaan modal ventura Sequoia Capital. Selain hadiah senilai ribuan dolar USD, startup terpilih juga akan mendapatkan pembinaan dari Surge. Berikut profil dari dari para finalis:
- Wisible (Thailand) -Â startup penyedia layanan platform Customer Relationship Management (CRM). Platform ini menawarkan layanan CRM yang telah terintegrasi dengan beragam kanal komunikasi.
- Simak-Online (Indonesia)Â -Â aplikasi terintegrasi yang dapat digunakan oleh sekolah, guru, dan siswa untuk dapat terkoneksi satu sama lain. Startup ini menawarkan kemudahan bagi administrasi sekolah dalam pengelolaan kegiatan dan penilaian.
- QueQ (Thailand) - startup ini menawarkan solusi agar pengguna tidak perlu membuang-buang waktu hanya untuk mengantre di suatu tempat. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk memesan tiket dan memonitor panjangnya antrean, baik di bank, rumah sakit, maupun tempat lainnya.
- Meiro (Singapura) Meiro - startup Customer Data Platform (CDP) yang mampu menyatukan data online maupun offline milik pengguna.
- Halofina (Indonesia)Â -Â startup dengan konsep asisten virtual bagi generasi milenial yang ingin mulai menata alokasi keuangan mereka. Caranya dengan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi ritel, emas, dan lainnya.
Simak Tawarkan Solusi Manajemen Sekolah Menyeluruh
Startup lokal Simak menawarkan solusi manajemen sekolah secara menyeluruh. Ditemui di Tech in Asia 2019 Regional Conference di Jakarta Convention Center, Rizky Atmanda selaku pendiri dan CEO dari Simak memaparkan beberapa solusi yang dia tawarkan.
"Kami punya beberapa produk. Ada produk untuk guru, siswa dan orang tua," kata Rizky mengawali penjelasannya.
Layanan-layanan itu, lanjut Rizky, mencakup berbagai modul yang saling terintegras dan bersifat multipengguna, sehingga baik guru, siswa maupun orang tua dapat mengakses Simak.
Beberapa layanan yang dimaksud antara lain data kehadiran guru dan siswa, media untuk penyimpanan dokumen sekolah, sarana penyampaian berita dan perkembangan sekolah secara aktual, rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran, dan laporan kedisiplinan langsung dari guru.
Saat ini startup yang berbasis di Bandung itu sudah bermitra dengan lebih dari 400 sekolah di Jakarta, yang mencakup lebih dari tiga ratus ribu siswa, tiga ratus ribu orang tua dan dua puluh ribu guru.
Ketika dikonfirmasi mengapa memilih sekolah-sekolah di Jakarta, Rizky menyebut secara regulasi dan infrastruktur, sekolah-sekolah di Jakarta sangat cocok.
"Jakarta lebih mendukung dari segi regulasi. Jadi Dinas Pendidikan DKI Jakarta pegang SD, SMP, SMA. Semuanya satu pintu. Kalau Bandung belum mendukung," kata ujar Rizky melanjutkan.
Selain itu, pada awalnya Simak melakukan pilot project dengan SMAN 61 dan SMAN 54 Jakarta. Berbekal hasil dari pilot project itu, Rizky dan timnya memberanikan diri untuk mengajukan kemitraan dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Advertisement
Tech in Asia 2019
"Para pendiri, inovator, dan investor pendahulu telah menciptakan ekosistem yang kolaboratif dan fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, sebagai bentuk dukungan untuk mengembangkan ekosistem startup di Asia, kami berusaha menjadi penghubung yang membantu pengusaha digital dalam membangun bisnis di pasar Asia," ujar Chief Operating Officer Tech in Asia, Maria Li, saat membuka acara.
Pada konferensi ini 301 startup dari 15 negara juga menampilkan produk inovatif masing-masing di segmen Startup Factory. 40 vertikal hadir di pameran ini dengan e-commerce, edukasi, dan finansial menjadi vertikal dengan jumlah startup terbanyak.
"Kami akan terus berkembang bersama ekosistem, dan menyukai seluruh feedback yang diberikan. Jadi jangan ragu untuk memberi tahu kami berbagai cara agar dapat terus mendukung perkembangan ekosistem startup di Asia," tutur Maria.
(Why/Ysl)