Liputan6.com, Jakarta - Laporan 'Experian Global Fraud and Identity Report APAC' yang dikeluarkan pada Mei 2019, memaparkan 40 persen bisnis di Indonesia mengalami peningkatan kerugian terkait dengan fraud (kecurangan) secara online selama 12 bulan terakhir.
Mayoritas pelanggan (77 persen) menilai 'keamanan' sebagai unsur yang paling penting dari pengalaman online mereka.
Baca Juga
Lewat digitalisasi di Indonesia yang direncanakan akan bergerak sejalan dengan Visi Go Digital 2020, pendekatan yang berimbang antara pengelolaan dan kenyamanan akan menjadi hal penting bagi organisasi-organisasi di Indonesia, saat mereka menjangkau semakin banyak pelanggan secara online.
Advertisement
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa investasi pada solusi manajemen fraud tanpa gesekan akan menjadi penting bagi keberhasilan jangka panjang, seiring dengan upaya mereka dalam melayani pengguna digital.
Menurut layanan informasi global, Experian, langkah-langkah pencegahan fraud yang efektif tidak hanya dirancang untuk melindungi organisasi (perusahaan) dan pelanggannya, tapi juga menjaga agar pelanggan tetap dapat berinteraksi dengan cepat, mudah, dan sesuai dengan keinginan.
Untuk membangun dan mengadopsi strategi pencegahan fraud tanpa gesekan, melalui siaran persnya, Sabtu (26/10/2019), Experian merekomendasikan perusahaan yang bergerak di bisnis online untuk melakukan lima langkah berikut.
Â
1. Menggunakan Data yang Tidak Tersedia bagi Penipu
Dalam proses autentikasi identitas, organisasi dapat menggunakan data yang ada dalam sistem mereka sendiri daripada mengandalkan data yang diberikan oleh pelanggan yang mungkin juga tersedia di kanal publik.
Data demikian dapat termasuk informasi dari interaksi pelanggan sebelumnya seperti konten dari pemesanan sebelumnya, atau bahkan informasi perangkat mereka.
2. Mempertimbangkan Kasus Bisnis untuk Kepatuhan
Banyak organisasi berinvestasi pada data analitik dengan tujuan utama memenuhi syarat-syarat kepatuhan. Namun, organisasi seharusnya mepertimbangkan keuntungan yang dapat dibawa oleh pemenuhan kepatuhan kepada bisnis mereka.
Contohnya, layanan data yang tepat bisa membantu organisasi mengidentifikasi secara akurat dan membuktikan data pelanggan lebih mudah--merupakan syarat dasar dan paling penting bagi pencegahan fraud tanpa gesekan.
Â
Advertisement
3. Proaktif
Organisasi bisa menjadi sangat konservatif ketika mengadopsi teknologi baru dalam melakukan autentikasi, memeriksa, atau mendeteksi aksi fraud.
Namun, ekspektasi pelanggan yang terus berkembang serta kemajuan teknologi menyebabkan pendeteksian fraud menjadi sebuah usaha yang bersifat terus menerus atau konstan.
4. Menghindari Sistem IT Yang Terpisah-pisah
Sistem IT yang terpisah-pisah tidak memungkinkan perusahaan untuk mengkonsolidasikan data dari berbagai sumber, terkadang menjadi penghalang untuk mencegah fraud secara efektif dan bahkan membuat gesekan terhadap pelanggan.
Untuk menghindari skenario seperti di atas, perusahaan harus berinvestasi hanya pada solusi fraud yang dapat disesuaikan dengan mudah dan mampu terintegrasi secara penuh terhadap seluruh area operasional dari bisnis.Â
Hal ini memungkinkan perusahaan dengan cepat beradaptasi terhadap ancaman yang terus-menerus berubah.
Â
5. Jumlah Gesekan yang Tepat Terkadang Merupakan Hal Baik
Beberapa gesekan pada perjalanan pelanggan (customer journey) adalah suatu hal yang baik, bahkan terkadang diperlukan.
Untuk transaksi yang bernilai tinggi atau sensitif, misalnya, pelanggan perlu merasa yakin bahwa data mereka aman, bahkan jika itu berarti mereka harus melalui beberapa pemeriksaan keamanan.
Namun, perusahaan harus tahu bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan untuk seluruh jenis transaksi. Contohnya, pelanggan tidak seharusnya diwajibkan untuk melalui beberapa pemeriksaan hanya untuk memeriksa saldo rekening mereka.
(Isk/Ysl)
Advertisement