Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo membenarkan kabar kabel bawah laut atau Sistem Komunikasi Kabel Laut/ SKKL Jakabare milik Indosat Ooredo telah terputus.Â
Melalui keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Selasa (6/4/2021), SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo, Steve Saerang mengatakan, putusnya kabel terjadi pukul 09.37 WIB.
Baca Juga
"Indosat Ooredoo menginformasikan bahwa SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut) Jakabare (Jawa, Kalimantan, Batam, Singapore) tadi pagi pukul 9.37 WIB terputus di area daratan Changi, Singapura karena adanya tanah yang amblas (sinkhole) di area daratan Singapore," kata Steve, dalam keterangannya.
Advertisement
Kendati demikian mewakili Indosat Ooredoo, Steve menyatakan bahwa secara umum tidak ada dampak putusnya SKKL Jakabare tersebut.
Pelanggan Mobile Tak Terdampak
"Karena Indosat menerapkan sistem redudancy untuk semua traffic backbone internasional sehingga tidak ada dampak langsung terhadap pelanggan selular," katanya.
Lebih lanjut disebutkan, tim operasional Indosat Ooredoo sedang berusaha dengan intensif untuk mengembalikan sambungan dan di rencanakan dalam waktu 2x24 jam, SKKL Jakabare sudah dapat dipergunakan kembali.
Kabel Jakabare adalah kabel bawah laut yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo dan dioperasikan sejak November 2009.
Kabel ini memiliki panjang 1.330 kilometer dan memiliki landing point di Changi Utara Singapura, Sungai Kakap, Tanjung Bemban, dan Tanjung Pakis Indonesia.
Â
Advertisement
Pengguna Internet First Media Terdampak
Meski dikatakan pihak Indosat Ooredoo bahwa secara umum tidak ada gangguan dari SKKL Jakabare terhadap pengguna internet mobile Indosat Ooredoo, sebagian pengguna First Media mengeluhkan layanan internet terganggu.Â
Keluhan ini dicuitkan pelanggan melalui Twitter hingga membanjiri media sosial. Pihak First Media melalui akun Twitter @FirstMediaCares pun memberikan jawaban atas terganggunya layanan internet mereka.
"Kami informasikan bahwa saat ini sedang terjadi gangguan sistem komunikasi kabel bawah laut (Kabel B2JS dan kabel Jakabare) yang digunakan oleh LinkNet (First Media) dan juga oleh beberapa provider internet lainnya," kata First Media dalam cuitan, seperti dikutip Tekno Liputan6.com, Selasa (6/4/2021).
Lebih lanjut pihak First Media juga membeberkan, gangguan sistem komunikasi kabel bawah laut ini berdampak pada terganggunya layanan internet yang digunakan oleh semua pelanggan dari provider yang memakai kabel laut tersebut.
"Gangguan yang dirasakan berupa menurunnya kecepatan internet, khususnya saat akses ke situs luar negeri," kata pihak First Media.
Tim First Media pun mengupayakan pemulihan layanan untuk seluruh pelanggan.
(Tin/Ysl)