Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berpesan jangan sampai ekosistem 5G yang sudah dibangun lebih banyak dimanfaatkan oleh aplikasi-aplikasi asing.
Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kemkominfo, mengatakan layanan 5G harus benar-benar bisa memberikan manfaat untuk masyarakat Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk bisa menjadi game changer ini, kita harus menyiapkannya. Antara supply dan demand, mana yang duluan," kata Ismail dalam acara peluncuran layanan 5G Indosat Ooredoo di Surabaya, Jawa Timur.
Ia mengatakan, supply berupa jaringan disiapkan oleh para operator telekomunikasi. Sementara itu di sisi lain, demand atau penggunanya pun juga harus dipersiapkan.
"Ketika kita bicara kecepatan 10-20 kali lipat, apakah masyarakat kemudian mau tarifnya dinaikkan juga 20 kali lipat menggunakan kuotanya. Saya rasa tidak mau. 5G ini harus tetap terjangkau," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jangan Beri Karpet Merah untuk Aplikasi Asing
Maka dari itu, Ismail mengatakan ekosistem yang baru harus diciptakan agar 5G bisa dimanfaatkan dan memunculkan keuntungan yang nyata untuk masyarakat.
"Kalau kita diam saja, ujung-ujungnya nanti ekosistem dan aplikasi itu, kita akan menggunakan ekosistem dan aplikasi asing," kata Ismail.
"Artinya, 5G-nya dibangun, network-nya dibangun, triliunan rupiah disiapkan telko operator Indonesia, tapi yang akan menikmati aplikasi pemanfaatan 5G itu aplikasi-aplikasi asing. Datanya pun pindah ke sana."
Ismail mengatakan, ini bukan berarti harus menjadi anti-asing. Namun dengan pembangunan untuk kebutuhan lokal, maka itu akan lebih sesuai apa yang dibutuhkan di Indonesia. "Karena kita yang tahu apa yang kita butuhkan," imbuhnya.
"Use case dan aplikasi yang dibangun, make itu local. Ini saatnya, window time-nya tidak lama. Kalau kita sudah terlambat, akhirnya kita menyiapkan karpet merah (bagi aplikasi asing)."Â
Advertisement
Kata Menparekraf Soal 5G
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, kehadiran 5G bisa mendukung peningkatan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM), serta ekonomi kreatif seperti game di Tanah Air.
Dalam kegiatan yang sama, Sandi mengakui masih banyak daerah atau desa wisata dan kreatif, yang belum tersentuh digitalisasi serta teknologi. Maka dari itu, ia pun mendukung kehadiran teknologi 5G di Indonesia, yang menurutnya tergolong pesat.
"Kita harus maksimalkan sebisa mungkin untuk membuka lapangan kerja, peluang usaha, agar Indonesia bisa sejahtera, adil, dan makmur," ujarnya.
Sandi mencontohkan, salah satu bagian dari ekonomi kreatif yang menurutnya sangat membutuhkan layanan 5G adalah industri video game.
Menurutnya, intervensi 5G sangat dibutuhkan mengingat video game saat menjadi sesuatu yang tak lepas dari anak muda, dan dibutuhkan oleh setidaknya 60 juta gamers di Indonesia.
"Gaming ini besar tapi masih didominasi oleh produk-produk dari luar negeri," katanya.
"Kita ingin agar industri kreatif dan digital kita menumbuh kembangkan peran dari artificial intelligence dengan pendekatan baru, yaitu visual effect yang dihasilkan oleh anak-anak bangsa."
Ia pun ingin agar para pemangku kepentingan bisa membuat tingkat distribusi video game dan industrinya, serta aplikasi digital, menyentuh talenta-talenta terbaik di Indonesia.
(Dio/Ysl)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement