3 Bidang Ini Perlu Disinergikan Demi Maksimalkan Manfaat 5G

Menkominfo Johnny G. Plate mengungkap ada tiga bidang yang perlu disinergikan untuk memaksimalkan manfaat 5G di Indonesia, apa saja?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Sep 2021, 10:15 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 10:15 WIB
menkominfo
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan, untuk memaksimalkan manfaat 5G di Indonesia, pemerintah menggalang sinergitas lintas sektoral di tiga bidang. Pertama adalah TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), pengembangan aplikasi, dan talenta digital.

"Untuk memaksimalkan manfaat 5G di Indonesia, ada tiga bidang yang butuh sinergi antar mitra lintas sektoral, yakni TKDN, pengembangan aplikasi, dan talenta digital," tutur Johnny, dikutip dari keterangan resmi Kemkominfo, Kamis (15/9/2021).

Terkait penerapan TKDN 5G, Johnny mengatakan, sangat penting untuk memastikan perangkat 5G yang diproduksi di Indonesia memenuhi TKDN minimal 30 persen.

Dalam hal pengembangan aplikasi, ia menilai developer aplikasi lokal perlu dibina melalui ketersediaan ekosistem pengembangan aplikasi berbasis komunitas.

Tujuannya agar aplikasi lokal bisa lebih bersaing dengan aplikasi global. Apalagi pada era 4G, Indonesia memiliki banyak aplikasi unicorn.

Sementara mengenai talenta digital, operasional 5G diharapkan bisa menumbuhkan keterampilan yang lebih maju. Ia berharap ke depannya akan banyak kursus mengenai 5G, dalam hal Open RAN, integrator sistem, komputasi canggih, jaringan, dan lainnya.

Menurut Johnny, pertumbuhan jaringan 5G merupakan game changer dan berdampak luas terhadap konektivitas. Ada banyak manfaat bagi ekonomi Indonesia maupun kawasan berkat 5G.

Perlunya Spektrum Frekuensi untuk Gelar 5G

Dorong Kreativitas Generasi Muda Ekspresikan ‘Forgotten Emotion’ Lewat Fotografi
OPPO Reno6 Series 5G gelar OPPO Renovators Forgotten Emotion Online Mentoring Class bagi pemenang kompetisi fotografi. (pexels/mentatdgt).

Tidak hanya sinergi antarpemerintah, menurut Johnny, diperlukan tata kelola yang komprehensif dan sinergi teknologi 5G di sektor publik dan swasta agar bisa membawa Indonesia lebih maju.

Di Indonesia, layanan 5G telah beroperasi secara komersil sejak Mei 2021. Hal ini terwujud melalui kolaborasi dengan mobile network operators. 9 wilayah di Indonesia kini terkover 5G meski terbatas, yakni di Jabodetabek, Solo, Medan, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar.

Johnny berharap, dengan kolaborasi, ke depannya cakupan area 5G makin diperluas ke seluruh wilayah Indonesia.

“Kekominfo akan melakukan yang terbaik untuk mengolah dan memperbarui spektrum frekuensi untuk mendukung 5G dan tentu saja, saya berharap operator jaringan seluler juga harus menunjukkan komitmen mereka untuk mengalokasikan lebih banyak belanja modal (capital expenditure) untuk infrastruktur 5G," tutur Johnny.

Sebagai informasi, saat ini industri telekomunikasi berkembang seiring hadirnya 5G yang menawarkan akses internet lebih cepat dan andal.

Menurutnya, dibanding 4G, 5G punya keunggulan dalam hal internet lebih cepat (berkat sub 6 GHz dan MMWave). Kedua, latensi atau waktu tunda lebih rendah, dan ketiga, konsumsi energi lebih efisien.

"Karena keunggulan ini, pertumbuhan adopsi 5G telah dan akan terus dipercepat saat 4G mendekati puncaknya," ujar Johnny.

5G Bisa Dongkrak Ekonomi

Indosat Ooredoo 5G
Presdir & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al-Neama (kiri) dan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming meluncurkan jaringan 5G Indosat (Foto: Indosat Ooredoo).

Berdasarkan hasil survei World Economic Forum pada 2020, 95 persen pelaku industri nasional telah mengadopsi IoT dan cloud computing. Mereka pun memiliki kebutuhan dan minat tinggi dalam 5G, apalagi di masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil riset ITB, perkembangan jaringan 5G di Indonesia berpotensi memberi kontribusi lebih dari Rp 2.800 triliun atau setara 9,5 persen dari total PDB Indonesia di 2030.

"Nilai ini terus tumbuh hingga mencapai Rp 3.500 triliun atau 9,8 persen dari total PDB Indonesia pada 2035," tuturnya.

Johnny mengatakan, penerapan 5G berpotensi memberi keuntungan pada investasi bisnis di Indonesia. Diperkirakan, ada tambahan investasi sebesar Rp 591 triliun dan Rp 719 triliun pada 2030 dan 2035.

“Penerapan 5G yang agresif ini menghadirkan potensi peningkatan produktivitas per kapita sebesar Rp 9,7 juta pada tahun 2030 dan Rp 11,6 juta rupiah pada tahun 2035. Diperkirakan, ada tambahan lapangan kerja terkait 5G sebesar 4,6 juta kesempatan kerja pada tahun 2030 dan 5,1 juta kesempatan kerja pada tahun 2035,” katanya.

Selain bermanfaat bagi ekonomi makro Indonesia, Johnny menjelaskan kehadiran 5G di Indonesia juga berpotensi membantu mengembangkan ekonomi hilir, termasuk bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dengan jaringan yang baik, UMKM bisa lebih mudah bertransaksi menggunakan platform digital.

Untuk mencapai itu semua, Johnny mengingatkan perlunya mengelola 5 aspek untuk mendukung penggelaran koneksi 5G berkualitas.

Kelima aspek tersebut adalah regulasi, spektrum frekuensi radio, model bisnis, infrastruktur, dan talenta perangkat, ekosistem, dan digital.

(Tin/Ysl)

Infografis Mengenai 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya