Salah satu hasil pertemuan World Summit on the Information Society (WSIS) di Tunisia tahun 2005 lalu adalah pelaksanaan suatu forum dialog yang melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk mendiskusikan tata kelola internet, yang disebut Internet Governance Forum (IGF).
Melalui forum itu, para pemangku kepentingan duduk bersama-sama untuk berdiskusi dan bertukar ide agar bisa mewujudkan tata kelola internet yang lebih baik. IGF sendiri sudah diselenggarakan sebanyak 7 kali di 7 negara berbeda.
Untuk IGF yang ke-8, Indonesia mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah. IGF ini akan digelar di Bali tahun 2013 mendatang.
"Tahun depan Indonesia akan menjadi host, kita sudah melakukan persiapan yaitu melalui deklarasi id-IGF," kata Ketua Umum APJII Sammy Pangerapan. Â
Berkaitan dengan itu, para pemangku kepentingan di Indonesia yaitu pemerintah, bisnis/industri, akademis, organisasi masyarakat sipil (CSO) dan pemangku kepentingan lainnya, perlu bekerja sama untuk mempersiapkan IGF 2013 ini. IGF 2013 dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk berkiprah dalam tata kelola internet dunia.
ID-Config Dibentuk
Persoalan Internet tidak hanya dari sisi teknis atau infrastuktur saja. Ada banyak isu lain yang perlu diperhatikan, seperti isu kebebasan berekspresi, hak asasi manusia, hukum, ekonomi hingga privasi.
Untuk menguatkan peran CSO dalam tata kelola internet Indonesia, dibentuklah sekretariat bersama yang dinamakan Indonesia SCO Network for Internet Governance (ID-Config).
"Saya mewakili CSO membentuk sekretariat karena isunya sangat banyak. Kami harus memilih isu-isu mana yang ingin diangkat. Kalau di CSO, isunya lebih ke kebebasan berekspresi, hak asasi manusia. Itu sebabnya dibentuk ID-Config," tutur Shita Laksmi dari Hivos.
Salah satu tugas ID-Config adalah menjembatani CSO di Indonesia dengan para pemangku kepentingan lain yaitu pemerintah, pelaku usaha, akademisi, untuk bersama-sama merumuskan isu-isu utama dalam tata kelola internet yang lebih baik. (dew)
Energi & Tambang