Liputan6.com, Jakarta - Setelah sebulan diluncurkan dan menempuh perjalanan ratusan ribu mil, teleskop antariksa James Webb milik NASA berhasil melakukan manuver dan tiba di orbit akhirnya di luar angkasa.
Kini, observatorium antariksa ini akan bertugas pada jarak 1 juta mil dari Bumi. Tugas teleskop James Webb adalah memberikan pandangan terdepan dari bintang dan galaksi paling kuno di alam semesta.
Baca Juga
Sekadar informasi, teleskop antariksa James Webb diluncurkan pada 25 Desember 2021. Karena terlalu besar untuk meluncur dengan bentuk akhirnya, teleskop James Webb harus diluncurkan terlipat layaknya origami di dalam roket.
Advertisement
Begitu mencapai luar angkasa, teleskop James Webb memulai rutinitas kompleksnya. Teleskop James Webb berhasil membuka dan terurai sesuai dengan langkah-langkah yang telah diatur pada 8 Januari lalu.
Memang sempat ada kecemasan terkait sistem pembukaan formasi teleskop antariksa James Webb, karena teleskop ini harus bekerja sesuai rencana. Adanya kegagalan kecil saja, bisa membahayakan seluruh misi teleskop antariksa ini.
Setelah membuka formasi sesuai yang diinginkan, tugas berikutnya teleskop James Webb adalah melakukan manuver menuju orbit terakhirnya, tempat teleskop bertugas. Manuver ini pun dilakukan dengan sempurna.
"Selama sebulan terakhir, teleskop James Webb telah mencapai kesuksesan luar biasa dan merupakan menghargaan untuk semua orang yang menghabiskan bertahun-tahun dan puluhan tahun untuk memastikan keberhasilan misi," kata Manajer Proyek Teleskop Antariksa James Webb Bill Ochs dalam pernyataan, dikutip dari The Verge, Selasa (25/1/2022).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Titik Lagrange Bumi (L2)
Tidak butuh waktu lama bagi teleskop antariksa ini untuk mencapai tujuan akhirnya. Pada pukul 14.00 waktu AS, teleskop James Webb menembakkan pendorong on-board selama 5 menit. Hal ini pun menempatkannya ke orbit yang dituju di luar angkasa.
Kini, teleskop James Webb mengorbit di titik yang tidak terlihat di luar angkasa, yang dikenal sebagai titik Lagrange Bumi-Matahari.
Titik ini memungkinkan objek untuk tetap berada di posisi yang relatif stabil, karena gaya gravitasi dan sentripetal Matahari dan Bumi ada di titik yang tepat.
"Ada sedikit tarik ulur yang terjadi, di mana gravitasi seimbang dan sempurna. Jadi tidak ada yang memenangkan tarik ulur itu," kata Kontraktor Utama Teleskop Antariksa James Webb, Northrop Grumman.
Sekadar informasi, Matahari dan Bumi berbagi lima titik Lagrange ini. Posisinya tersebar di sekitar Bumi. Satu titik terletak di antara Bumi dan Matahari, sementara titik lainnya berlawanan dari Matahari dan Bumi.
Advertisement
Jaraknya 1 Juta Mil dari Bumi
Nah, teleskop James Webb mengorbit di titik Lagrangian yang letaknya di sisi jauh Bumi, lebih jauh dari Matahari yang dinamai L2. Pada posisi ini, ketika Bumi bergerak mengelilingi Matahari, teleskop James Webb akan mengikuti Bumi dengan posisi yang sejajar, dengan jarak 1 juta mil dari Bumi.
Lintasan di sekitar L2 membentang sejauh jarak Bumi dan Bulan. Namun, teleskop James Webb tak bisa berada di lintasan tersebut selamanya. Berada di L2 pun disebut-sebut mirip dengan ketika manusia berada di pelana kuda, tidak stabil.
Dengan demikian, teleskop James Webb ini harus membuat penyesuaian pada jalurnya, selama masa pakainya. Untuk itulah, setiap 20 hari, teleskop akan menembakkan pendorongnya selama dua hingga tiga menit untuk memastikan teleskop berada di jalur orbitnya.
Pada akhirnya, penyesuaian ini akan menentukan berapa lama teleskop antariksa James Webb bisa aktif di luar angkasa. Ketika propelan habis dalam 10-20 tahun ke depan, saat itulah misi observatorium ini berakhir.
(Tin/Ysl)