Liputan6.com, Jakarta - Google telah mengumumkan jadwal pelaksanaan konferensi pengembang tahunan mereka, Google I/O. Informasi ini diumumkan langsung oleh CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai.
Melalui unggahan di akun Twitter miliknya, Sundar mengumumkan Google I/O akan digelar secara online dari Shoreline Amphitheatre pada 11-12 Mei 2022.
Baca Juga
Menurut juru bicara Google, Alex Garcia-Kummert kepada The Verge, event tahun ini akan ditayangkan secara live streaming di depan penonton yang terbatas jumlahnya. Acara ini dapat diakses secara gratis dan terbuka untuk semua orang.
Advertisement
Nantinya, jumlah penonton yang hadir di lokasi hanya berisi karyawan Google dan beberapa partner perusahaan. Meski baru digelar pekan ini, sejumlah prediksi mengenai produk yang akan diumumkan Google pada Google I/O sudah beredar di internet.
Mengutip informasi dari CNET, Minggu (8/5/2022), raksasa internet itu akan mengumumkan sejumlah produk, baik Android versi terkini hingga perangkat Pixel. Kendati masih berupa prediksi, tidak ada salahnya untuk mengetahui kira-kira apa yang dikenalkan Google dalam acara tersebut. Berikut ini pembahasannya.
Android 13
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Google besar kemungkinan akan memperkenalkan Android 13 pada event tahun ini. Meski saat diperkenalkan masih dalam tahap uji coba beta, Google biasanya akan mengungkap deretan fitur kunci dari sistem operasi ini.
Pixel 6A
Dalam event tahun ini, Google diprediksi akan memperkenalkan Pixel 6A. Menurut sejumlah bocoran, Pixel 6A akan menggunakan chip Tensor besutan Google yang ada di Pixel 6 dan Pixel 6 Pro.
Pixel Watch
Perangkat lain yang disebut akan diperkenalkan di event Google I/O 2022 adalah Pixel Watch. Bocoran mengenai smartwatch ini pun sudah beredar di internet dalam beberapa bulan belakangan.
Android 12L
Selain Android 13, Google diperkirakan juga akan mengupas lebih banyak Android 12L, sistem operasi yang ditujukan perangkat layar besar, seperti tablet, smartphone layar lipat, hingga perangkat ChromeOS.
Perubahan Google Stadia
Menurut laporan lain, Google akan melakukan perubahan pada layanan streaming game miliknya, yaitu Stadia. Salah satu rumor menyebut Google akan melakukan rebranding layanan ini.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beli Startup MicroLED, Google Akan Bikin Headset AR Terjangkau
Di sisi lain, Google telah mengakuisisi Raxium, startup pembesut teknologi MicroLED yang dapat menjadi kunci dalam membangun generasi baru headset augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan mixed reality (MR). Hal ini dikonfirmasi oleh bos hardware Google Rick Osterloh.
Sebelumnya, Google mengakuisisi pembuat kacamata North pada 2020, dan dilaporkan mempekerjakan engineers untuk membangun sistem operasi AR.
Pada Januari 2022, Google Labs dilaporkan sedang membangun headset AR yang disebut "Project Iris," di bawah manajemen yang sama dengan demo obrolan video resolusi tinggi Project Starline yang ditampilkan selama acara I/O tahun lalu.
Ketika The Information pertama kali melaporkan pembelian Raxium oleh Google pada bulan lalu, tercatat bahwa teknologi MicroLED dapat berguna untuk membangun tampilan AR yang lebih hemat energi, tetapi tetap terlihat berwarna.
Selain itu, Raxium sedang mengerjakan 'integrasi monolitik' untuk MicroLED, yang menurut laporan The Information terbuat dari jenis silikon yang sama untuk sebagian besar prosesor, sehingga berpotensi menurunkan harga secara signifikan.
Perusahaan lain yang mengerjakan perangkat keras MicroLED AR termasuk Oppo, Apple, dan Vuzix. Demikian sebagaimana dilansir The Verge, Jumat (6/5/2022).
Di sisi lain, Microsoft telah meluncurkan perangkat augmented reality bernama HoloLens. Sementara Apple, Meta, Snap, dan kawan-kawan dilaporkan berinvestasi besar-besaran untuk membuat perangkat keras mereka sendiri yang menggabungkan batasan antara dunia nyata dengan dunia digital.
Menurut situs web resmi Raxium, layar Super AMOLED pada ponsel kebanyakan memiliki pitch piksel (jarak antara pusat satu piksel, dan pusat piksel lain di sebelahnya) sekitar 50 mikron.
Sementara MicroLED Raxium dapat mengatur sekitar 3,5 mikron. Solusi ini terbilang membanggakan karena mampu melahirkan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Osterloh mereferensikan ukuran dan efisiensi dalam posting blognya tentang teknologi tampilan masa depan yang mungkin dibangun Raxium.
Dia mengatakan perusahaan akan bergabung dengan tim Perangkat & Layanan Google, dan keahlian teknisnya di bidang ini akan memainkan peran kunci saat perusahaan terus berinvestasi di perangkat keras.
Advertisement
Google Hapus 1,2 Juta Aplikasi Android dari Play Store
Sebelumnya, Google semakin serius untuk memberantas maraknya peredaran aplikasi berbahaya, dan pengembang bermasalah di layanan Play Store.
Menurut laporan Neowin, raksasa mesin pencari itu sedang meningkatkan privasi dan keamanan lebih baik lagi di Play Store.
Mengutip laporan Neowin, Minggu (1/5/2022), Google telah menonaktifkan semua aplikasi pihak ketiga yang memiliki kemampuan untuk merekam panggilan pengguna.
Perusahaan juga mengungkap bagian "data safety" di aplikasi, dan mengharuskan pengembang untuk memberikan informasi tentang data yang mereka kumpulkan dan tujuannya.
Selain itu, Google juga mengungkap data telah memblokir 190 ribu akun pengembang aplikasi berbahaya dan spam pada tahun 2021 saja.
Mereka menyebutkan, telah menghapus sekitar 1,2 juta aplikasi dari toko digital milik mereka karena telah melanggar kebijakan Google Play.
Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California, ini juga telah menutup lebih dari 500 ribu akun pengembang yang tidak aktif di Google Play Store.
Keinginan Google untuk menjadikan Play Store lebih aman bagi pengguna tablet dan HP Android. Salah satunya dengan bagian "Data Security".
Ini adalah kebijakan aplikasi paling utama bagi pengembang, dan sebagai upaya untuk menyediakan SDK lebih aman kepada miliaran konsumen saat membuat aplikasi mereka.
Untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna, Google juga akan mulai membatasi aplikasi lama di Google Play Store.
Google menjelaskan, mulai 1 November 2022, aplikasi yang tidak menggunakan API baru dua tahun setelah OS Android dirilis tidak akan muncul di pencarian.
Aplikasi apa pun yang termasuk dalam kategori tersebut akan keluar dari Play Store mulai 1 November.
Pengguna yang meng-update perangkat mereka secara teratur “diharapkan akan menyadari potensi penuh dari semua perlindungan privasi dan keamanan yang ditawarkan Android”.
Google Bakal Hapus Informasi Pribadi dari Hasil Pencarian
Di sisi lain, Google kini mengizinkan pengguna untuk meminta data pribadinya dihapus dari hasil pencarian. Namun, sebelumnya Google hanya mengabulkan permintaan pengguna untuk menghapus data pribadi mereka dalam kasus doxxing dan penipuan keuangan.
Mengutip Gizchina, Sabtu (30/4/2022), belum lama ini Google mempublikasikan unggahan yang menyatakan, pihaknya akan memperbarui kebijakannya.
Dalam unggahan blog, Google menulis, "Pengguna kini bisa meminta penghapusan jenis informasi tambahan ketika mereka menemukannya di hasil Penelusuran/Search, termasuk informasi kontak pribadi seperti nomor telepon, alamat email, atau alamat fisik."
Kebijakan ini juga memungkinkan penghapusan informasi tambahan yang dapat menimbulkan risiko pencurian identitas seperti kredensial login rahasia yang ternyata muncul di hasil Pencarian Google.
Berikut informasi yang bisa dipertimbangkan Google untuk dihapus dari hasil pencarian:
1. Nomor Identitas dari negara seperti nomor jaminan kesehatan atau nomor informasi pajak.
2. Nomor NIK
3. Nomor rekening
4. Nomor kartu kredit
5. Gambar dengan tanda tangan di dalamnya
6. Gambar foto identitas
8. Rekam data rahasia, seperti data medis
9. Informasi kontak personal seperti alamat fisik, nomor telepon, alamat email
10. informasi login rahasia
(Dam/Isk)
Advertisement