Peneliti Kembangkan Visualisasi Data Lebih Aksesibel Bagi Tunanetra dan Rabun

Para peneliti mendefinisikan tiga dimensi desain sebagai kunci untuk membuat visualisasi data aksesibel: struktur, navigasi, dan deskripsi.

oleh M Hidayat diperbarui 05 Jun 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2022, 13:00 WIB
Rabun Jauh
Rabun Jauh

Liputan6.com, Jakarta - Visualisasi data yang tersebar di internet sebagian besar tidak dapat diakses oleh individu tunanetra dan rabun yang menggunakan pembaca layar (screen readers), teknologi bantu yang membaca elemen di layar dengan pendekatan text-to-speech.

Terdorong oleh hal itu, tim peneliti interdisipliner dari MIT berupaya membuat visualisasi data yang ramah bagi screen reader yang menawarkan pengalaman kaya yang serupa. Mereka membuat prototipe beberapa struktur visualisasi yang memberikan deskripsi teks pada berbagai tingkat detail.

Prototipe ini memungkinkan pengguna screen reader menelusuri dari data level umum ke informasi di level lebih detail hanya dengan beberapa penekanan tombol.

Tim peneliti MIT ini memulai proses desain iteratif dengan kolaborator Daniel Hajas, seorang peneliti di University College London yang bekerja dengan Global Disability Innovation Hub dan kehilangan penglihatannya pada usia 16 tahun.

Mereka berkolaborasi mengembangkan prototipe ini dan menjalankan studi pengguna (user study) terperinci dengan individu buta dan rabun untuk mengumpulkan umpan balik.

"Para peneliti mungkin melihat beberapa hubungan antara masalah dan menyadari solusi potensial, tetapi sangat sering mereka melewatkannya sedikit," ujar Hajas dikutip dari rilis pers via Eurekalert.

Wawasan dari orang-orang yang memiliki pengalaman langsung tentang masalah tertentu yang spesifik dan terukur, menurut Hajas, sangat penting untuk banyak solusi terkait disabilitas.

"Saya pikir kami menemukan kecocokan yang sangat bagus," tutur Hajas.

Ā 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kerangka Kerja

Mereka pun menciptakan kerangka kerja untuk membantu desainer visualisasi data berpikir secara sistematis tentang bagaimana mengembangkan visualisasi data yang aksesibel.

Di masa depan, mereka berencana menggunakan prototipe dan kerangka desain mereka untuk membangun alat yang mudah digunakan yang dapat mengubah visualisasi menjadi format aksesibel.

Para peneliti mendefinisikan tiga dimensi desain sebagai kunci untuk membuat visualisasi data aksesibel: struktur, navigasi, dan deskripsi.

Struktur melibatkan pengaturan informasi secara hierarkis. Navigasi mengacu pada bagaimana pengguna bergerak melalui berbagai tingkat detail. Deskripsi adalah bagaimana informasi itu dipaparkan, termasuk seberapa banyak informasi yang disampaikan.

Dengan menggunakan dimensi desain ini, mereka mengembangkan beberapa prototipe visualisasi yang menekankan kemudahan navigasi bagi pengguna screen reader.

Beberapa prototipe

Satu prototipe, yang dikenal sebagai Multiview, memungkinkan individu menggunakan panah atas dan bawah untuk menavigasi di antara berbagai tingkat informasi (seperti judul bagan sebagai tingkat atas, legenda sebagai tingkat kedua, dll.), dan panah kanan dan kiri untuk menelusuri informasi pada tingkat yang sama (seperti scatterplot yang berdekatan).

Prototipe lainnya, yang dikenal sebagai Target, menyertakan navigasi tombol panah yang sama, tetapi juga menu tarik-turun dari lokasi bagan utama sehingga pengguna dapat dengan cepat melompat ke area yang diminati.

Pengguna mengatakan kedua prototipe ini memungkinkan mereka lebih cepat mengidentifikasi pola dalam data.

Menggulir dari tingkat tinggi ke tingkat informasi yang lebih dalam membantu mereka mendapatkan wawasan secara lebih mudah daripada saat menjelajahi tabel data.Ā 

Jangka Panjang

Selain itu, mereka juga menikmati navigasi yang lebih cepat menggunakan menu di prototipe Target.Ā Namun, tabel data masih mendapat nilai tertinggi untuk kemudahan penggunaan

BerdasarkanĀ temuan ini, para peneliti menyempurnakan prototipe dan menggunakannya untuk membangun paket perangkat lunak yang dapat digunakan dengan alat desain yang ada untuk memberikan struktur visualisasi yangĀ aksesibel dan ternavigasi.Ā Mereka juga ingin mengeksplorasi solusi multimodal.

Beberapa peserta penelitian menggunakan perangkat yang berbeda secara bersamaan, seperti screen readersĀ dan tampilan braille, atau alat sonifikasi data yang menyampaikan informasi menggunakan audio non-ucapan. Bagaimana alat ini dapat saling melengkapi ketika diterapkan pada visualisasim masih menjadi pertanyaan terbuka.Ā 

Dalam jangka panjang, mereka berharapĀ penelitian ini dapat mengarah pada standar aksesibilitas web.

Infografis Kenali Fungsi Skrining Aplikasi PeduliLindungi untuk 6 Aktivitas. (Liputan6.com/Niman)

Infografis Kenali Fungsi Skrining Aplikasi PeduliLindungi untuk 6 Aktivitas. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Kenali Fungsi Skrining Aplikasi PeduliLindungi untuk 6 Aktivitas. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya