Bos WhatsApp Ungkap Bahaya Aplikasi WhatsApp GB dan Minta Pengguna Tak Memakainya

Bos WhatsApp meminta agar pengguna tidak memasang dan menggunakan aplikasi WhatsApp yang tidak resmi atau modifikasi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Jul 2022, 14:38 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 14:38 WIB
Whatsapp - Vania
Ilustrasi Whatsapp/https://unsplash.com/Mika Baumeister

Liputan6.com, Jakarta - Will Cathcart, Head of WhatsApp, meminta ke para penggunanya untuk tidak mengunduh dan memasang aplikasi WhatsApp versi mod atau palsu. Di Indonesia, salah satu aplikasi semacam ini yang terkenal adalah WhatsApp GB.

"Aplikasi semacam ini terdengar tidak berbahaya tapi mereka sebenarnya mengakali privasi dan jaminan keamanan WhatsApp," tulis Cathcart dalam sebuah utas di Twitter, dikutip Rabu (13/7/2022).

Dalam utasnya, Cathcart mengungkapkan tim keamanan mereka menemukan malware tersebut dalam aplikasi-aplikasi, ini yang tersedia di luar Google Play, dari pengembang bernama HeyMods, termasuk Hey WhatsApp dan lain-lain.

"Aplikasi-aplikasi ini menjanjikan fitur baru tetapi hanyalah scam untuk mencuri informasi pribadi yang tersimpan di ponsel orang-orang," cuit Cathcart.

Bos WhatsApp itu menambahkan, mereka sudah membagikan informasi tersebut ke Google dan bersama mereka untuk menumpas aplikasi-aplikasi berbahaya tersebut.

Lebih lanjut, Cathcart mengungkapkan, Google Play Protect di Android sekarang dapat mendeteksi dan menonaktifkan WhatsApp versi palsu yang berbahaya yang pernah diunduh sebelumnya.

"Kami menghargai bantuan Google atas upaya mereka yang berkelanjutan untuk mencegah aplikasi berbahaya berkembang biak di perangkat Android," tulis Cathcart.

WhatsApp juga bakal menempuh langkah hukum terhadap HeyMods, untuk menghentikan bahaya di kemudian hari, serta akan mempelajari opsi hukum agar HeyMods dan pihak-pihak pembuat aplikasi WhatsApp lain seperti mereka bertanggung jawab.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Minta Pengguna Beralih ke Versi Resmi

Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan.  Adem AY/Unsplash
Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan. Adem AY/Unsplash

"Malware ponsel adalah ancaman berbahaya yang harus dilawan dan komunitas keamanan terus mengembangkan cara baru untuk mencegah penyebarannya," Cathcart menegaskan.

Dia juga meminta agar pengguna lain yang melihat teman atau keluarga dengan WhatsApp yang berbeda dari versi resminya, untuk mendorong mereka beralih ke aplikasi resmi dari store terpercaya atau situs web WhatsApp resmi.

Pihak WhatsApp kerap mengingatkan, penggunaan aplikasi pihak ketiga seperti WhatsApp GB, YoWhatsApp, dan lain-lain bisa membuat akun WhatsApp resmi pengguna diblokir secara permanen.

Aplikasi ini juga bisa membahayakan privasi pengguna karena instalasinya berasal dari sumber yang tidak resmi. Belum lagi, WhatsApp GB dan aplikasi Mod lainnya tidak dijamin enkripsi end-to-end. Padahal privasi diklaim sebagai roh dari WhatsApp. 

Melanggar Ketentuan Layanan WhatsApp

Ilustrasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Webster2703 via Pixabay

"Aplikasi yang tidak didukung seperti WhatsApp Plus, WhatsApp GB, atau aplikasi yang mengklaim dapat memindahkan obrolan WhatsApp antar ponsel adalah versi WhatsApp yang telah dimodifikasi," kata WhatsApp di laman FAQ.

Lebih lanjut pihak WhatsApp juga menyebutkan, aplikasi tidak resmi seperti WhatsApp GB ini dikembangkan oleh pihak ketiga dan melanggar Kententuan Layanan WhatsApp.

"WhatsApp tidak mendukung aplikasi pihak ketiga ini karena kami tidak dapat memvalidasi praktik keamanannya," kata pihak WhatsApp.

Pada tahun 2021 lalu, tepatnya di bulan Februari, WhatsApp melalui akun resminya di Twitter, mengklai sudah melayani lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan.

Dengan jumlah pengguna sebanyak itu, setidaknya ada 100 miliar pesan dan 1 miliar panggilan yang dilakukan setiap hari di aplikasi ini.

Pengguna WhatsApp Bisa Pakai Semua Emoji untuk Kirim Reaction

Fitur Reaction di WhatsApp
WhatsApp menghadirkan lebih banyak pilihan untuk fitur WhatsApp Reactions (Foto: WhatsApp).

WhatsApp telah mulai meluncurkan pembaruan yang memungkinkan pengguna untuk bereaksi dengan emoji apa pun saat chatting di aplikasi.

Sebagai informasi, Meta pertama kali memperkenalkan fitur reaksi (reaction) dengan emoji ke WhatsApp pada April 2022, dan membuatnya tersedia untuk semua pengguna pada Mei.

Saat itu, pengguna hanya bisa bereaksi terhadap pesan di WhatsApp menggunakan enam emoji, yaitu ibu jari, hati, berpegangan tangan, air mata kegembiraan, mulut terbuka, dan wajah menangis.

Mengumumkan fitur baru di Facebook, Mark Zuckerberg berkata, "Kami meluncurkan kemampuan untuk menggunakan emoji apa pun sebagai reaksi WhatsApp."

Mengutip The Verge, Selasa (12/7/2022), Meta sudah mulai mengulirkan update fitur reaksi emoji ini untuk semua pengguna mulai hari ini.

Namun bila kamu belum melihat perubahaan fitur reaksi di aplikasi, maka harus bersabar karena update WhatsApp ini belum tersebar secara merata ke seluruh pengugna.

Untuk menggunakan emoji sebagai reaksi saat chat, kamu dapat tap dan tahan pesan yang diinginkan. Setelah itu, akan muncul balon chat berisikan emoji. 

Bila sudah mendapatkan update, kamu akan melihat tambahan tombol plus (+) di chat emoji--seperti di atas ini. Lanjutkan dengan mengeklik ikon + untuk melihat daftar emoji yang tersedia dan dapat dipakai untuk memberikan reaksi.

(Dio/Isk)

Infografis Waspada Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya