Netflix Kehilangan Hampir 1 Juta Pelanggan pada Q2 2022

Netflix mengungkapkan telah kehilangan hampir 1 juta pelanggan pada Q2 2022.

oleh Iskandar diperbarui 20 Jul 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2022, 13:00 WIB
Biaya Langganan Aplikasi
Ilustrasi Langganan Netflix Credit: unsplash.com/freestocks

Liputan6.com, Jakarta Netflix mengungkapkan telah kehilangan hampir 1 juta pelanggan (tepatnya 970.000) pada Q2 2022. Itu jauh lebih banyak dari Q1 2022 yang mengalami penurunan 200 ribu pelanggan.

Pun demikian, Netflix menyebut ada pertumbuhan pelanggan yang lebih baik dari perkiraan, terutama di wilayah Asia Pasifik.

Perusahaan masih menghasilkan laba bersih US$ 1,44 miliar meskipun basis pelanggan menyusut dan nilai tukar mata uang asing yang tidak menguntungkan untuk dolar AS.

"Nilai tukar yang tidak bersahabat adalah masalah yang sangat sulit ketika hampir 60 persen pendapatan berasal dari luar negeri," kata Netflix, sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (20/7/2022).

Perusahaan memprediksi akan mengantongi 1 juta pelanggan Netflix baru. Meskipun itu jauh dari pertumbuhan 4,4 juta pelanggan yang berlangsung pada tahun sebelumnya.

Serial Stranger Things 4 dinilai bisa mendongkrak jumlah pelanggan. Di Inggris, Stranger Things 4 menjadi serial yang paling banyak ditonton hingga saat ini dengan lebih dari 1,3 miliar jam penayangan.

Sebelumnya, Netflix telah menggandeng Microsoft untuk menghadirkan paket berlangganan yang lebih murah, namun dengan menghadirkan iklan. Paket ini sempat diungkapkan pada bulan April lalu.

Dalam keterangan resmi Netflix, dikutip Kamis (14/7/2022), nantinya paket berlangganan dengan iklan ini akan hadir di samping paket bebas iklan dasar, standar, dan premium yang sudah ada sebelumnya.

"Hari ini kami dengan senang hati mengumumkan bahwa kami telah memilih Microsoft sebagai teknologi periklanan global dan mitra penjualan kami," kata Greg Peters, Chief Operating Officer and Chief Product Officer, Netflix.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Opsi Bagi Pelanggan

Ilustrasi Netflix
Ilustrasi Netflix. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Peters mengatakan, Microsoft memiliki kemampuan yang telah terbukti untuk mendukung semua kebutuhan periklanan mereka, saat mereka bekerja sama membangun penawaran baru yang didukung iklan.

"Lebih penting lagi, Microsoft menawarkan fleksibilitas untuk berinovasi dari waktu ke waktu baik di sisi teknologi maupun penjualan, serta perlindungan privasi yang kuat bagi anggota kami," tulis Peters.

Peters menambahkan, nantinya akan ada lebih banyak pilihan bagi konsumen, dan pengalaman yang lebih baik dan premium bagi pengiklan, ketimbang pengalaman dalam beriklan secara linier di TV.

Mikhail Parakhin, President Web Experiences, Microsoft melalui blog resmi Microsoft, juga mengatakan bahwa mereka menyambut baik kolaborasi dengan Netflix untuk menghadirkan paket langganan Netflix dengan iklan ini.

Parakhin mengatakan, saat diluncurkan, konsumen akan memiliki lebih banyak opsi untuk mengakses konten-konten pemenang penghargaan di Netflix.

Sementara, marketers yang mencari Microsoft untuk kebutuhan periklanan mereka, akan memiliki akses ke penonton Netflix dan inventaris TV mereka yang terhubung secara premium.

"Semua iklan yang ditayangkan di Netflix akan tersedia secara eksklusif melalui platform Microsoft," kata Mikhail.

Lebih lanjut, menurut Parakhin, kerja sama ini juga mendukung pendekatan Microsoft terhadap privasi, yang dibangun untuk melindungi informasi pelanggan.

Kabar Netflix bakal menghadirkan paket baru yang lebih murah dengan iklan sendiri sudah diketahui sejak lama. Co-CEO Netflix Ted Sarandos juga memastikan bahwa perusahaan berencara memperkenalkan layanan streaming yang didukung iklan.

Jika menilik perkataan Sarandos, layanan streaming yang didukung iklan akan hadir dalam bentuk tipe keanggotaan baru. The Hollywood Reporter menyebut, Sarandos mengatakan hal ini di sebuah wawancara di festival Cannes Lion.

Kehadiran Iklan di Netflix

Ilustrasi Netflix
(unsplash.com/@thibaultpenin)

Menurut The New York Times bulan lalu, Netflix berencana meluncurkan tipe keanggotaan baru pada akhir 2022. Saat itu, publik ramai dengan informasi bakal ada iklan di Netflix.

"Kami telah meninggalkan segmen pelanggan besar, yakni mereka yang berkata 'Hei, Netflix terlalu mahal untuk saya dan saya tidak keberatan dengan iklan'," kata Sarandos, dikutip dari The Verge, Selasa (28/6/2022).

Lebih lanjut, Sarandos menyebut pihak Netflix tengah menambahkan tingkat langganan dengan iklan.

Sarandos memastikan Netflix tidak akan menambahkan iklan ke paket keanggotaan yang sekarang ada. Melainkan, tingkat iklan bagi pelanggan yang menginginkan harga lebih rendah dan rela menonton iklan untuk menikmati layanan streaming.

"Kami tidak menambahkan iklan ke Netflix yang sekarang Anda kenal. Kami menambahkan iklan untuk orang-orang yang mengatakan 'hei saya ingin harga yang lebih rendah dan saya mau menonton iklan'," kata Sarandos.

Sebelumnya, layanan streaming ini diduga akan merilis paket langganan Netflix baru yang didukung iklan. April lalu, CEO Netflix lainnya, Reed Hastings mengatakan, pihaknya terbuka untuk ide tersebut.

 

Netflix Kehilangan 200 Ribu Pelanggan

Rencana Netflix untuk menghadirkan tipe keanggotaan baru yang lebih murah ini sejalan dengan laporan sebelumnya yang menyebut Netflix kehilangan banyak pelanggan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Sebelumnya, perusahaan melaporkan telah kehilangan 200.000 pelanggan pada kuartal pertama 2022, dibandingkan dengan kuartal empat tahun 2021.

Meski begitu, Netflix tetap menjadi layanan streaming terbesar yang memiliki sekitar 222 juta pelanggan di dunia. Namun, kerugian Netflix memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali sikapnya terhadap iklan.

Sarandos juga sempat ditanya apakah penurunan harga saham Netflix bisa membuat Netflix diakuisisi oleh pihak lain. Dia pun menjawab semua bisa saja terjadi. Namun ia juga mengklaim, Netflix memiliki semua yang dibutuhkan agar bisa tetap bertumbuh sendiri.

Sarandos juga menepis klaim yang menyebut Netflix mungkin membeli perusahaan penyedia hardware streaming seperti Roku. "Kami tidak membutuhkannya," kata dia.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya