Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk dapat beradaptasi menggunakan aplikasi digital dan meningkatkan kompetensi digital agar mampu membentengi diri dari resiko penggunaan internet, seperti penipuan online dan cyber bullying.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai pengemban garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital di Indonesia berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi meluncurkan program “Indonesia Makin Cakap Digital” sejak 2021.
Baca Juga
Samsung Galaxy S25, S25 Plus, dan S25 Ultra Lolos TKDN, Siap Rilis di Indonesia Sebelum iPhone 16?
Aktor Film Baby Driver Hudson Meek Meninggal Usia 16 Tahun, Jatuh dari Kendaraan yang Tengah Melaju
Hari ke-3 Pencarian, Balita 3,5 Tahun yang Hilang Terseret Arus Selokan Saat Bermain Hujan Belum Juga Ditemukan
Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengklaim program ini telah menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 515 kabupaten/kota.
Advertisement
“Dalam perjalanannya program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta warga di 515 kabupaten/kota dan 34 provinsi di seluruh Indonesia," ungkap Semuel.
Pria yang akrab disapa Semmy itu menambahkan program ini berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan 4 (empat) pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.
Kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital.
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk.
“Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas,” ucap Semmy.
Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis serta kreatif.
Anggota masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif dan menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tips Ruang Digital
Sebelumnya, kegiatan webinar literasi digital untuk komunitas dan masyarakat di wilayah Maluku, Papua, dan sekitarnya diselenggarakan pada 20 Juli 2022, dengan tema “Tips Digital: Pemasaran di Media Sosial”.
Webinar tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.900 orang dari berbagai kelompok masyarakat/komunitas di wilayah Maluku Papua yang menghadirkan narasumber Ketua Program Studi Perdagangan Internasional & Praktisi Literasi Digital, Bayu sutjiatmo; Assessor and Consultant Business, Syarif Maulana; Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran/Praktisi Literasi Digital, Aji Kresno.
Praktisi Literasi Digital, Aji Kresno, berbagi tips pemasaran di media sosial ditinjau dari perspektif keamanan digital.
Saat ini tidak ada lagi perbedaan antara dunia digital dan dunia nyata karena aktivitas digital tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari hari bahkan untuk kebutuhan bisnis. Keamanan dan kenyamanan beraktivitas di dunia digital menjadi hal yang semakin penting.
“Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam beraktivitas serta bertransaksi kita harus semakin kritis dan waspada terhadap berbagai macam tindak penipuan yang mungkin dapat terjadi," ujarnya.
Ia menyebut ada beberapa hal yang dapat dilakukan dengan mudah untuk menjaga keamanan data pribadi di ruang digital.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Mengaplikasikan Netiket
"Pertama, aktifkan perangkat keamanan seperti password. Kedua, gunakan password dengan kombinasi huruf, angka, dan simbol. Ketiga, jangan lupa untuk secara berkala update password dengan yang baru. Keempat, waspada terhadap link atau pesan atau e-mail yang tidak dikenal,” papar Aji.
Kemudian, Syarif Maulana memperkaya pembahasan mengenai tips pemasaran di media sosial ditinjau dari perspektif etika digital, di mana segala aktivitas di ruang digital perlu menerapkan konsep netiket atau etika berkomunikasi di internet.
“Dengan mengaplikasikan netiket dalam beraktivitas di ruang digital kita dapat meminimalisir resiko penggunaan teknologi digital yang dapat terjadi karena adanya perbedaan budaya dan timbulnya standar standar baru dalam berperilaku di ruang digital," Syarif menjelaskan.
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement