Sempat Melewati Malaysia, Sampah Antariksa RRT Jatuh di Samudera Hindia

Dengan ketinggian sekitar 120km, terpantau sampah antariksa CZ5B atau Long March 5B ini melintasi wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat, dan jatuh di lautan Samudera Hindia.

oleh Yuslianson diperbarui 31 Jul 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2022, 14:00 WIB
FOTO: China Luncurkan Roket Luar Angkasa Long March 5B
Roket Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuran Ruang Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan, China, Selasa (5/5/2020). Peluncuran ini menjadi program eksperimen untuk mengirim astronot ke stasiun luar angkasa dan eksplorasi antariksa. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sampah antariksa CZ5B atau sisa roket Long March 5B milik Tiongkok jatuh tidak terkendali memasuki atmosfer Bumi, dan melintasi wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat.

Sampah antariksa CZ5B, roket bekas peluncuran modul stasiun antariksa RRT (Republik Rakyat Tiongkok) diprakirakan jatuh malam ini, 30-31 Juli 2022,” tulis pesan singkat Peneliti Senior BRIN, Thomas Djamaludin ke Humas BRIN, Sabtu (30/7).

Dengan ketinggian sekitar 120km, terpantau sampah antariksa RRT ini melintasi wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat, dan saat ini sudah jatuh di lautan.

“Alhamdulillah, bekas roket peluncuran RRT CZ5B berbobot sekitar 20 ton berukuran 30 meter telah terkonfirmasi atmospheric re-entry di Samudera Hindia tadi malam, 30 Juli 2022, pk 23.45 WIB,” demikian informasi terbaru dari Thomas.

Dia juga mengatakan, sampah tersebut tidak berbahaya bagi biota laut di Samudera Hindia. Ia menerangkan, data orbit dari pemantauan space-track.org menunjukkan titik jatuh di barat daya Indonesia.

“Namun bisa jadi ada pecahannya tersebar sepanjang lintasan terakhir, orbitnya melintasi Sumatera bagian selatan."

"Bila ada penduduk yang melihat objek langit jatuh sekitar pukul 23.45 WIB segera melaporkan ke Pusat Riset Antariksa BRIN melalui email prantariksa@brin.go.id,” imbaunya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sempat Diduga Jatuh di Sekitar Selatan Filipina

Roket Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuran Ruang Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan, China, Selasa (5/5/2020). Peluncuran ini menjadi program eksperimen untuk mengirim astronot ke stasiun luar angkasa dan eksplorasi antariksa. (STR/AFP)

Menurut Kepala Pusat Riset Antariksa, Emanuel Sungging Mumpuni, sampah antariksa yang mengalami atmospheric re-entry tersebut akan jatuh di sekitar wilayah selatan Filipina, dan berada pada ketinggian 10 km di atas wilayah Sarawak Malaysia (Panah Merah).

Sungging mengatakan, proses benda jatuh antariksa ini juga berhasil direkam oleh pengamat di Lampung melalui Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL).

Di wilayah Malaysia, juga terpantau serpihan roket sama. "Serpihan roket berkenaan telah terbakar semasa memasuki ruang udara bumi," demikian informasi resmi dari Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi (MOSTI) melalui maklumat tertulis Agensi Angkasa Malaysia (MYSA), pada 31 Juli 2022.

"Pergerakan serpihan yang terbakar berkenaan turut melintasi ruang udara Malaysia, serta dapat dikesan di beberapa kawasan termasuk melintasi ruang udara sekitar negeri Sarawak," ujar mereka.

Fenomena ini turut dibuktikan dengan kesaksian dari masyarakat di wilayah Malaysia yang berhasil merekam fenomena tersebut dari perangkat seluler mereka dan menjadi viral.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bahaya Sampah Antariksa Mengancam Manusia dan Bumi

Sampah antariksa. (Photo by Bill INGALLS / NASA / AFP)

Sebagai informasi, sampah antariksa dapat didefinisikan sebagai objek yang sengaja ditinggalkan di orbit Bumi atau pun hasil dari tubrukan dua objek ketika ada misi luar angkasa.

Karena saking banyaknya jumlah dan beragam bentuk ukuran sampah antariksa yang mengorbit di atas Bumi, setiap penerbangan ke luar angkasa saat ini hingga masa mendatang semakin berbahaya setiap misinya.

Adapun sampah antariksa ini mulai menumpuk di orbit setelah manusia memulai percobaan untuk terbang ke luar angkasa, dan mulai mengirim satelit ke orbit pada akhir 1950-an.

Alih-alih kembali ke Bumi, kebanyakan satelit yang sudah mati atau rusak sengaja ditinggal di luar angkasa sehingga berpotensi memicu tabrakan dengan meteor atau puing-puing buatan manusia lainnya.

Seperti yang dapat kamu bayangkan, sampah antariksa tidak terbang begitu saja ke luar angkasa setelah ditabrak. Mereka akan terjebak di orbit terdekat karena gravitasi, atau turun ke Bumi.

Sekitar 200 dan 400 Objek Memasuki Atmosfer Setiap Tahun

Sampah antariksa. (Photo by Handout / NASA / AFP)

The National Oceanic and Atmospheric Administration’s (NESDIS) dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengatakan, rata-rata antara 200 dan 400 objek terlacak memasuki atmosfer Bumi setiap tahun.

NESDIS melaporkan, dari jutaan keping puing ruang angkasa yang diperkirakan mengorbit planet ini, sekitar 30.000 di antaranya lebih besar dari bola softball dan hanya sekitar 1.000 yang merupakan pesawat ruang angkasa.

Data lebih dari 50 tahun menunjukkan, rata-rata satu bagian puing jatuh kembali ke Bumi setiap hari, meskipun tidak ada korban meninggal dunia yang dikonfirmasi atau cedera serius dari orang-orang yang terkena puing-puing ruang angkasa.

Tergantung dari tempat sampah antariksa tersebut jatuh, puing-puing ini dapat menyebabkan kerusakan pada Bumi dan membahayakan jiwa manusia yang berada di sekitarnya. Sangat mengerikan, bukan?

(Ysl/Tin)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya