Liputan6.com, Jakarta Telkomsel menggandeng PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk menghadirkan penerapan teknologi 5G Underground Smart Mining pertama di Asia Tenggara, untuk mendukung operasional industri pertambangan di Indonesia.
Teknologi ini akan mendukung otomatisasi dan kendali jarak jauh untuk meningkatkan keselamatan kerja dan produktivitas pertambangan PTFI. Peluncuran 5G Underground Smart Mining ini diresmikan Presiden Joko Widodo di Tembagapura, Papua, Kamis kemarin.
Baca Juga
Peluncuran juga dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Investasi/Kepala BKPM, dan Menteri Sekretaris Negara.
Advertisement
"Salah satu prioritas Kementerian BUMN adalah mewujudkan kepemimpinan teknologi," kata Erick Thohir, Menteri BUMN, dalam siaran pers Telkomsel, ditulis Jumat (2/9/2022).
Menurut Erick kajian Deloitt International di 2021, 5G mining bisa meningkatkan produktivitas sampai 25 persen, biaya operasional khususnya pengeboran turun sampai 40 persen, energi hemat sampai 20 persen.
Dalam studi itu, 5G mining diuji coba dan atau digunakan di Amerika Serikat, Swedia, Tiongkok dan Rusia.
"Saya yakin, terobosan pemanfaatan 5G Underground Smart Mining yang didukung Telkomsel ini dapat digunakan lebih luas lagi di ekosistem industri pertambangan Indonesia," kata Erick.
"Serta membuka lebih banyak inovasi baru berbasis teknologi digital di industri pertambangan sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat dan negara," imbuh Erick Thohir.
Penerapan 5G Underground Smart Mining Telkomsel melalui Telkomsel Enterprise di PTFI sudah melalui pembaruan infrastruktur, penguatan jaringan, dan pengembangan platform untuk mobile edge computing.
Saat ini, Telkomsel telah menggelar 6 unit BTS 5G yang menjangkau lokasi pertambangan PTFI di wilayah Tembagapura, termasuk area tambang bawah tanah.
Keunggulan Smart Mining dengan 5G.
Teknologi 5G Underground Smart Mining Telkomsel memungkinkan PTFI memonitor dan mencegah risiko kecelakaan kerja melalui optimalisasi penggunaan kamera yang terhubung dengan kecerdasan buatan.
Jaringan terkoneksi (Hyperconnected Network) kombinasi Telkomsel Private Network dan Edge Computing bisa menyediakan lebih banyak pemanfaatan kecerdasan buatan untuk perusahaan, dalam penerapan Smart Mining yang lebih optimal.
Penerapan teknologi ini juga telah melalui tahap pembuktian dan pengujian jaringan untuk memastikan teknologi tersebut dapat menjadi solusi terbaik di kegiatan operasional PTFI serta membantu perusahaan dalam digitalisasi pertambangan bawah tanah.
Smart Mining merupakan konsep teknologi terkini untuk mendorong optimalisasi pertambangan melalui implementasi teknologi AI (Artificial Intelligence), IoT (Internet-of-Things), Machine Learning, hingga Big Data yang dapat diterapkan di operasional pertambangan.
Ada beberapa keunggulan dari diterapkannya Smart Mining yang didukung teknologi 5G.
Keunggulan ini seperti ketersediaan latensi yang rendah yang akan mendukung proses monitor aktivitas secara lebih real-time, dimana semua data dapat diintegrasikan untuk menciptakan proses kerja yang lebih aman.
Kemudian, akses jaringan yang lebih cepat untuk pemanfaatan data secara real-time memungkinkan perusahaan menggunakan data ini dalam percepatan pengambilan keputusan, memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengelola pertambangan.
Advertisement
Tak Terbatas pada Operasional Pertambangan
Cakupan jaringan 5G juga lebih luas dengan kapasitas perangkat terhubung yang lebih banyak, sehingga diharapkan dapat mendorong biaya operasional pertambangan yang lebih efisien.
Tak terbatas pada operasional pertambangan, 5G Underground Smart Mining juga diterapkan di seluruh lini kegiatan perusahaan mulai dari penelitian, penambangan, pengolahan, penyimpanan, hingga pengapalan.
Beberapa solusi dan teknologi yang dapat dikembangkan untuk mendukung Smart Mining antara lain production performance monitoring, remote blasting, asset dan people tracking, drone surveillance dan inspection, video monitoring dan analytic dan lain-lain.
Menurut Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam, mereka melanjutkan komitmen untuk memperkuat ekosistem pemanfaatan 5G, yang kali ini diwujudkan mendukung penerapan 5G Underground Smart Mining pertama di PTFI.
"Telkomsel meyakini, penerapan teknologi jaringan broadband terdepan 5G akan semakin memberikan manfaat dan nilai lebih, terutama dalam mendukung transformasi sektor pertambangan," kata Hendri.
Ia mengatakan, hal ini akan memperkuat kedaulatan digital bangsa melalui Revolusi Industri 4.0, baik itu melalui otomatisasi sektor pertambangan maupun peningkatan kapabilitas digital sumber daya manusia.
Risiko Keselamatan
Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia menambahkan, pengembangan tambang di kedalaman lebih dari 1.500 meter di bawah permukaan tanah memiliki risiko keselamatan yang tinggi bagi perusahaan dan aset perusahaan lainnya.
Sehingga, hal ini membutuhkan perencanaan yang cermat, penerapan teknologi kelas dunia, serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang mumpuni.
"Penerapan 5G Mining di tambang PTFI akan mendukung perusahaan untuk berkontribusi dalam memajukan industri pertambangan Indonesia sekaligus mendukung pergerakan Revolusi Industri 4.0 di dalam negeri," kata Tony.
Selain itu, 5G Underground Smart Mining juga diklaim dapat mendorong penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Hendri mengatakan, jaringan 5G dapat memungkinkan peralatan mampu beroperasi dengan emisi yang lebih sedikit, sehingga dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Hendri juga menambahkan, teknologi jaringan 5G dipercaya dapat memudahkan operasional di area sulit dijangkau.
Sebagai jaringan berteknologi terkini, 5G dapat dioptimalkan untuk menjadi solusi dalam memastikan kelancaran operasional yang berada di situs terpencil dengan tantangan geografis dan konektivitas yang unik.
(Dio/Isk)
Advertisement