Pertama Kalinya Sejak Diluncurkan, Traffic ke Situs Chatbot AI ChatGPT OpenAI Merosot

Similarweb melaporkan, situs ke ChatGPT, chatbot AI buatan OpenAI, untuk pertama kalinya mengalami penurunan traffic pada bulan Juni 2023 yang lalu.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Jul 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2023, 10:00 WIB
ChatGPT
Tampilan ChatGPT. (unsplash/Rolf van Root)

Liputan6.com, Jakarta - ChatGPT jadi chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang popularitasnya naik beberapa waktu terakhir.

Namun, berdasarkan catatan perusahaan analitik Similarweb, untuk pertama kalinya, lalu lintas atau traffic ke situs web ChatGPT, mengalami penurunan di bulan Juni 2023.

Mengutip blog resminya, Minggu (9/7/2023), Similarweb melaporkan, traffic ke situs ChatGPT chat.openai.com, dari dekstop dan mobile web turun 9,7 persen dari Mei ke Juni, menurut estimasi awal. Di Amerika Serikat, penurunan bulan ke bulan mencapai 10,3 persen.

Pengunjung unik dari seluruh dunia ke situs web ChatGPT juga dilaporkan turun 5,7 persen. Jumlah waktu yang dihabiskan dalam situs tersebut juga menurun 8,5 persen.

Meski begitu, ChatGPT masih menggaet lebih banyak pengunjung dari seluruh dunia, dibandingkan chatbot AI Bing.com milik Microsoft, atau Character.AI.

Kunjungan pengguna global ke Character.AI turun 32 persen dari bulan ke bulan, meski lalu lintasnya masih meningkat pesat dari sebelumnya di Juni 2022, saat platform yang digarap mantan insinyur Google itu baru dimulai.

Mengutip New York Post, diluncurkan di bulan November 2022, ChatGPT OpenAI sukses meraup 100 juta pengguna aktif bulanan di Januari 2023, menjadikannya sebagai salah satu aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat.

"Saya pikir ada rasa sakit yang semakin besar ketika Anda beralih dari nol menjadi 100 juta pengguna secepat itu," kata Sarah Hindlian-Bowler, Head of Technology Research Americas di Macquarie.

"Infrastruktur yang luar biasa berat akan menghasilkan akurasi yang kurang. Ini adalah kombinasi dari keharusan mengubah model yang dilatih dan harus berurusan dengan implikasi potensial dari regulasi."

Ada beberapa asumsi terkait hal ini. Salah satunya adalah, OpenAI yang meluncurkan aplikasi ChatGPT untuk iOS pada bulan Mei, yang dinilai bisa menguras lalu lintas dari situs web-nya.

Perubahan Penggunaan hingga Model Bisnis

Ilustrasi ChatGPT
Ilustrasi ChatGPT, chatbot AI generatif yang mampu ciptakan malware canggih. (unsplash/Choong Deng Xiang)

Ada juga yang mengaitkan perubahaan penggunaan, dengan liburan musim panas sekolah, di mana lebih sedikit pelajar yang mencari bantuan di ChatGPT untuk tugas-tugas rumah mereka.

Di sisi lain, perlambatan pertumbuhan pengguna ini juga dianggap dapat membantu OpenAI mengendalikan biaya untuk menjalankan ChatGPT, yang membutuhkan daya komputasi intensif untuk menjawab pertanyaan.

Sam Altman, CEO OpenAI, menggambarkan biaya operasional untuk layanan yang sebagian besar gratis itu sebagai "membasahi mata", dengan perkiraan eksternal dipatuk sekitar USD 700.000 per hari.

Pendapatan langsung yang utama untuk ChatGPT diperoleh dari biaya langganan, yang dipasarkan bagi mereka yang membutuhkan akses ke versi terbaru dan lebih cepat.

Pelanggan bisa mendapatkan GPT-4, alih-alih GPT-3.5 yang dipakai pengguna gratisan. Namun model bisnis ini patut dipertanyakan, mengingat orang bisa memakai GPT-4 secara gratis, karena mereka ada di dalam Microsoft Bing.

Di samping itu, OpenAI menyediakan akses API ke versi perangkat lunaknya yang lebih dapat disesuaikan untuk perusahaan teknologi dan perusahaan korporat lainnya.

Similarweb menyebutkan, lalu lintas ke situs web pengembang platform.openai.com naik 3,1 persen dari Mei hingga Juni.

Kongres AS Atur Penggunaan ChatGPT di Kantor

ChatGPT di Ponsel
Ilustrasi tampilan ChatGPT di ponsel. (unsplash/Rolf van Root)

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) telah memperkenalkan peraturan baru seputar penggunaan chatbot AI populer oleh kantor-kantor kongres. 

Langkah ini menjadi upaya Washington untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut, baik di tingkat legislatif maupun pribadi.

Mengutip  Gizmochina, Jumat (29/6/2023), Kepala Staf Administrasi DPR, Catherine L. Szpindor, menguraikan pedoman penggunaan ChatGPT melalui memo yang diperoleh Axios.  Kini, kantor hanya diizinkan menggunakan versi berbayar, ChatGPT Plus.

Untuk diketahui, versi berbayar ini menawarkan fitur privasi yang telah disempurnakan. Kemampuan tersebut penting untuk melindungi data DPR AS. 

Selain itu, memo tersebut menetapkan bahwa penggunaan model bahasa besar (LLM) lainnya sama sekali tidak diizinkan.

 

Hanya untuk Tujuan Penelitian dan Evaluasi

Ilustrasi ChatGPT Plus
Ilustrasi ChatGPT Plus

Lebih lanjut, peraturan Kongres AS menekankan bahwa ChatGPT hanya digunakan untuk tujuan penelitian dan evaluasi, sementara penggabungannya dalam alur kerja reguler tetap dilarang.

Dalam penggunaannya, kantor dihimbau untuk tidak memasukkan data sensitif dan tidak membagikan blok teks yang tidak dipublikasikan dengan chatbot.

Pengaturan privasi pun harus diaktifkan untuk memastikan riwayat interaksi tidak disimpan atau digunakan untuk mengembangkan LLM. 

Adapun peraturan ini dijalankan untuk mengatasi implikasi AI yang luas. Regulasi ini disiapkan atas kekhawatiran risiko dan dampak teknologi tersebut terhadap keamanan nasional dan pendidikan.

(Dio/Dam)

Infografis: Daftar Perusahaan yang Terpuruk di Era Digital
Infografis: Daftar Perusahaan yang Terpuruk di Era Digital
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya