Microsoft Sebut Hacker Tiongkok Pakai Celah Kode Buat Curi Email dari Lembaga Amerika

Microsoft dalam unggahan blognya menyebut hacker Tiongkok telah menggunakan celah kode mereka untuk mencuri email dari 25 lembaga AS.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 14 Jan 2024, 08:14 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2023, 16:00 WIB
Kantor Microsoft
Kantor pusat Microsoft

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft menyebut, sekelompok hacker Tiongkok telah memanfaatkan kode digitalnya dan menggunakan kerentanan di kode perusahaan untuk mencuri email-email dari lembaga pemerintah di Amerika Serikat dan klien lainnya. 

Dalam unggahan blog, kelompok hacker dapat menggunakan kunci –yang mereka peroleh dalam kondisi dirahasiakan– dan memanfaatkan kesalahan validasi dalam kode Microsoft untuk melakukan kampanye spionasi dunia maya mereka. 

Blog ini memberikan penjelasan lengkap upaya yang mengguncang industri keamanan dunia maya Tiongkok-As. Beijing pun membahas pihaknya terlibat dalam aksi mata-mata tersebut. 

Mengutip Reuters, Sabtu (15/7/2023), pejabat Microsoft dan AS mengatakan bahwa hacker terkait dengan negara Tiongkok ini secara diam-diam telah mengakses akun email milik 25 organisasi sejak Mei lalu. 

Pejabat AS menyebut, setidaknya ada dua lembaga pemerintah yang emailnya diakses mulai dari Departemen Negara Bagian dan Departemen Perdagangan. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ke diplomat top Tiongkok Wang Yi dalam sebuah pertemuan di Jakarta Kamis lalu, bahwa setiap tindakan yang menargetkan pemerintah, perusahaan, atau warga negara Amerika menjadi perhatian bagi pemerintahnya. 

Pemerintah AS Mau Ambil Tindakan

“Kami akan mengambil tindakan yang tepat untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang dinilai bertanggung jawab,” kata pejabat senior Deplu AS. 

Kendati membenarkan kode Microsoft diakses dan dimanfaatkan untuk melakukan aksi kejahatan siber, unggahan blog Microsoft tidak menjelaskan bagaimana hacker bisa mendapatkan salah satu kunci digital perusahaan. Hal ini pun membuat beberapa ahli berspekulasi bahwa Microsoft telah diretas sebelum pencurian kode kunci digital. 

Gara-gara masalah ini, praktik keamanan Microsoft pun kini diawasi oleh pejabat dan anggota parlemen. Bahkan, parlemen meminta Microsoft untuk melakukan audit digital tingkat atas atau melakukan logging yang tersedia secara gratis bagi semua pelanggan. 

Dalam pernyataannya, Microsoft menyatakan bakal menerima kritik tersebut. “Kami sedang mengevaluasi feedback dan terbuka untuk model lain, kami secara aktif terlibat dengan pejabat AS terkait masalah ini,” demikian pernyataan Microsoft. 

Microsoft PHK 276 Karyawan

Kantor Microsoft. Credit: Matthew Manuel/Unsplash
Kantor Microsoft. Credit: Matthew Manuel/Unsplash

Sementara itu masih soal Microsoft, sebagaimana dikutip dari kanal Bisnis, perusahaan teknologi ternama di Amerika Serikat, Microsoft, mengkonfirmasi telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya, seminggu setelah dimulainya tahun fiskal 2024.

Mengutip CNBC International, Selasa (11/7/2023) PHK tersebut merupakan tambahan dari perampingan jumlah pekerja Microsoft pada bulan Januari 2023, yang mengakibatkan PHK massal terhadap 10.000 pekerja. 

"Penyesuaian organisasi dan tenaga kerja adalah bagian yang diperlukan dan rutin dalam mengelola bisnis kami," kata juru bicara Microsoft dalam sebuah pesan e-mail.

"Kami akan terus memprioritaskan dan berinvestasi di area pertumbuhan strategis untuk masa depan kami dan untuk mendukung pelanggan dan mitra kami," jelasnya.

Microsoft mengajukan pemberitahuan pada Senin (10/7) yang mengatakan akan memangkas 276 pegawai di negara bagian asalnya di Washington. Dari jumlah tersebut, 66 adalah virtual.

Tenaga sales dan perwakilan kesuksesan pelanggan yang terdampak PHK di Microsoft juga terlihat mengunggah di media sosial terkait kabar tersebut.

 

Memo dari CEO Microsoft

Tiba di Jakarta, Ini Pesan Bos Microsoft Buat Developer Indonesia
Satya Nadella, CEO Microsoft (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Pada bulan Januari, CEO Microsoft Satya Nadella mengeluarkan sebuah memo, yang menunjukkan bahwa perusahaan akan mengubah jajaran perangkat kerasnya dan mengkonsolidasikan biaya sewa.

Selain Microsoft, perusahaan teknologi lainnya, yaitu Amazon dan Google, beberapa waktu lalu juga melakukan PHK setelah menambah jumlah karyawan dengan cepat untuk memenuhi permintaan yang meningkat selama pandemi Covid-19.

Microsoft telah mengatakan dalam beberapa bulan terakhir bahwa kliennya sedang mencari cara untuk menghemat uang pada tagihan komputasi awan mereka.

 

Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya