Liputan6.com, Jakarta - Meraup ratusan juta pengguna dengan cepat hanya dalam sepekan, jejaring sosial buatan Meta, Threads, dilaporkan mengalami penurunan pengguna.
Data dari firma analitik SimilarWeb menunjukkan, keterlibatan dalam aplikasi telah menurun dari titik tertinggi awal, meski menyandang status sebagai aplikasi dengan pertumbuhan tercepat sepanjang masa.
Baca Juga
SimilarWeb mencatat, pengguna aktif harian Threads Meta merosot dari 49 juta pada tanggal 7 Juli, menjadi 23,6 juta pada 14 Juli, seperti mengutip dari Engadget, Jumat (21/7/2023).
Advertisement
Di negara asalnya, Amerika Serikat, yang tercatat mengalami interaksi tertinggi, penggunaan Threads anjlok dari 21 menit per hari menjadi enam menit, dalam periode waktu yang sama.
Laporan SimilarWeb memang hanya berdasarkan pada penggunaan aplikasi Threads di Android. Namun, Sensor Tower juga melaporkan penurunan yang sejalan dengan temuan tersebut.
Dalam laporannya, Sensor Tower menyebut, Threads Instagram "telah mengalami penurunan dua digit dalam DAU (daily active users) dan keterlibatan alias engagement pengguna sejak diluncurkan."
Banyak pengguna Threads yang melarikan diri dari Twitter, usai jejaring sosial milik Elon Musk sedang dirundung banyak kontroversi. Meski begitu, media sosial besutan Instagram itu masih belum punya banyak fitur.
Selain itu, Instagram dan Meta juga belum meluncurkan aplikasi Threads di wilayah Uni Eropa.
Head of Instagram Adam Mosseri, melalui unggahannya di aplikasi Threads Instagram Jumat pekan lalu menyebut, perusahaan tidak terlalu fokus pada metrik engagement pada saat ini.
Mark Zuckerberg Masih Optimistis Soal Threads
"Fokus kami sekarang bukan keterlibatan, yang luar biasa, tetapi melewati puncak dan lembah awal yang kami lihat dengan setiap produk baru, dan membangun fitur baru, meningkatkan kinerja, dan menaikkan peringkat," kata bos Instagram itu.
Sementara itu, CEO Meta Mark Zuckerberg, menyatakan dirinya masih optimistis tentang perkembangan komunitas pengguna Threads.
Melalui unggahan di akun Threads-nya @zuck, Zuckerberg mengklaim bahwa 10 juta orang kembali ke platform tersebut setiap harinya.
"Pertumbuhan awal keluar dari grafik, tetapi yang lebih penting 10 juta orang sekarang kembali setiap hari. Itu jauh di depan yang kami harapkan," kata Mark Zuckerberg.
"Fokus untuk sisa tahun ini adalah meningkatkan dasar-dasar dan retensi. Butuh waktu untuk menstabilkannya, tetapi begitu kami berhasil melakukannya kami akan fokus untuk mengembangkan komunitas," ujarnya.
Menurut Mark Zuckerberg, dengan pengalaman Meta di Facebook, Instagram, Stories, Reels, dan lain-lain, dia yakin "Threads juga berada di jalur yang baik."
Advertisement
Threads Terapkan Kebijakan yang Mirip Twitter?
Threads dari Instagram sendiri tampaknya tak lepas dari masalah yang juga dialami oleh pesaingnya Twitter, yaitu serangan spam.
Adam Mosseri pun mengungkapkan, karena masalah ini, Threads pun harus menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas, hampir seperti yang dilakukan oleh Twitter.
"Serangan spam telah meningkat sehingga kami harus memperketat hal-hal seperti rate limits, yang berarti lebih membatasi orang aktif secara tidak sengaja (positif palsu)," kata Mosseri.
Mosseri tidak merinci lebih lanjut seperti apa rate limits bakal berpengaruh pada pengguna. Namun, agak berbeda dengan Twitter, Head of Instagram itu meminta agar pengguna memberitahu apabila mengalami masalah dengan sistem baru tersebut.
"Jika Anda mengetahui proteksi tersebut, beri tahu kami," ujarnya melalui akun Threads-nya, seperti dikutip Rabu (19/7/2023).
Mengutip Tech Crunch, dalam balasan pengumuman bos Instagram itu, beberapa pengguna Threads memang mengeluhkan bahwa komentar di platform itu memburuk selama beberapa hari terakhir.
Seorang pengguna mengaku setengah dari unggahannya melihat respon dari bot seperti perjudian atau pesan "bait." Ada juga yang mengeluhkan harus memblokir bot situs judi dan kripto.
Alasan Twitter Berlakukan Rate Limits
Tentu saja, pemilik Twitter, Elon Musk, kembali menertawakan langkah yang dilakukan jejaring sosial milik Meta ini.
"Lmaooo," cuitnya di akun Twitter resminya @elonmusk. "Copy 🐈" atau berarti "copycat" yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai: "peniru."
Threads sendiri diluncurkan saat Twitter sedang dirundung banyak kontroversi atas keputusan mereka. Salah satunya adalah pembatasan atau rate limits, yang membuat terbatasnya jumlah Tweet yang bisa dilihat.
Elon menyebut tindakan ini dilakukan karena besarnya jumlah data yang diambil (scraping) dari platform media sosial itu. Dia juga menambahkan, batasan ini juga dibuat karena tingginya manipulasi sistem data di Twitter.
Melalui blog resmi Twitter Business, perusahaan mengatakan mereka harus mengambil tindakan ekstrem untuk menghapus spam dan bot dari platformnya, demi memastikan keaslian basis pengguna.
"Itulah mengapa kami membatasi penggunaan untuk sementara agar kami dapat mendeteksi dan menghilangkan bot dan aktor jahat lainnya yang merusak platform," tulis Twitter, dikutip Rabu (5/7/2023).
Platform milik Elon Musk itu mengklaim, apabila mereka mengumumkan perubahan itu sebelum diterapkan, maka aktor jahat dapat mengubah perilaku mereka untuk menghindari deteksi.
Advertisement