Aplikasi Ngaji.ai Resmi Meluncur, Bantu Belajar Ngaji Secara Mandiri Lewat AI

Aplikasi ngaji.ai resmi diperkenalkan untuk membantu pengguna belajar mengaji secara mandiri karena sudah didukung dengan teknologi AI.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Mar 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2024, 12:00 WIB
Aplikasi Ngaji.ai
Aplikasi ngaji.ai resmi meluncur untuk membantu pengguna belajar mengaji secara mandiri. (Dok: Vokal.ai)

Liputan6.com, Jakarta - Vokal.ai baru saja meluncurkan inovasi terbarunya berupa aplikasi belajar mengaji. Aplikasi ini disebut masih akan memanfaatkan kecanggihan teknologi kecerdasan buatan.

Diberi nama ngaji.ai, aplikasi yang dikembangkan ini diklaim mampu mendeteksi akurasi pelafalan bacaan Al-Quran melalui teknologi Automatic Speech Recognition (ASR). Jadi, proses belajar mengaji dapat dilakukan secara mandiri oleh pengguna.

Menurut Co-Founder ngaji.ai Prof. Dr. Sutarto Hadi, kehadiran aplikasi ini tidak lepas dari latar belakang Indonesia sebagai penduduk mayoritas muslim, dengan 91 persen di antaranya memiliki pandang kemampuan membaca Al-Quran penting untuk dimiliki.

"Selama ini, orang tua biasanya memanggil guru untuk belajar mengaji di rumah, atau mendaftarkan anaknya ke TPA/TPQ, dan jarang ada pilihan lain," tuturnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (8/3/2024).

Selain itu, tidak jarang ada keinginan orang dewasa yang ingin memperdalam kemampuannya, tapi ada rasa malu dan enggan untuk belajar dari guru. Karenanya, aplikasi ngaji.ai hadir untuk membantu pengguna mengetahui apakah pengucapan mereka sudah benar atau belum.

Selain itu, aplikasi ini juga menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel dan tanpa batas. Dengan demikian, semua orang bisa belajar mengaji, tidak terikat usia, waktu, maupun lokasi.

Dijelaskan lebih lanjut, pembelajaran dengan ngaji.ai menerapkan scoring system. Jadi, pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan.

Pengguna pun bisa memantau kemajuan belajarnya yang dibagi menjadi tiga tahapan yakni pemula, menengah, dan mahir. Tahapan itu didasarkan pada skor yang dikumpulkan pengguna.

Ada pula papan peringkat sebagai salah satu fitur gamification yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna agar terus belajar. Pengguna aplikasi ngaji.ai juga bisa melihat detail pencapaian dari orang lain, termasuk membagikan capaiannya ke media sosial.

 

Fitur Lain di Aplikasi Ngaji.ai

Ngaji.ai
Aplikasi ngaji.ai resmi meluncur untuk membantu pengguna belajar mengaji secara mandiri. (Dok: Vokal.ai)

Beberapa fitur lain yang dihadirkan di aplikasi ini adalah jadwal salat berdasarkan lokasi, notifikasi waktu salat dan berbuka, termasuk informasi arah kiblat dengan koordinat yang presisi.

Selama bulan Ramadan, aplikasi ngaji.ai juga memiliki rekomendasi ayat setiap hari.

Founder Vokal.ai Martijn Enter, aplikasi ini telah dikembangkan sejak 2020 memakai teknologi yang dikembangkan bersama para ahli dari Indonesia dan Belanda di bidang data colletion, materi pembelajaran mengaji, IT, dan machine learning.

"AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan masing-masing pelajar dan gaya belajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik," tutur Martijn.

Untuk diketahui, proses pembelajaran dan fitur tambahan di ngaji.ai membuat aplikasi ini dapat digunakan anak sejak usia 3 tahun hingga orang dewasa.

Aplikasi ini sudah tersedia untuk perangkat mobile dan dapat diunduh melalui Play Store maupun App Store.

Menkominfo Budi Arie: Penerapan AI di Indonesia Perlu Mengedepankan Etika

Budi Arie.
Menkominfo Budi Arie Setiadi bertemu dengan Diaspora Indonesia yang berada di Barcelona, Spanyol, Selasa (27/2/2024). (Foto: Kominfo)

Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemanfaatan teknologi AI kian masif dalam kehidupan sehari-hari, di mana pemanfaatan tersebut berdampak pada pengaruh AI di pasar global.

"Hal ini dapat terlihat dari nilai pasar global yang pada tahun 2030 diperkirakan mencapai USD 13 triliun. Sementara di tingkat regional ASEAN, pemanfaatan AI diperkirakan mencapai nilai pasar USD 1 triliun, di mana USD 366 miliar dari jumlah tersebut diperkirakan berasal dari Indonesia," ujar Budi di acara diskusi 'Tech and Telco Summit 2024', Selasa (5/3/2024).

Sektor telekomunikasi pun tak luput dari pemanfaatan AI. Menurut Budi, AI pada telekomunikasi meliputi AI Solution Provider, sistem integrator, dan end-user.

Budi mengatakan pemanfaatan AI di sektor telekomunikasi dapat meningkatkan efektivitas kegiatan komersial melalui otomatisasi layanan pelanggan.

Selain itu, penerapan AI dapat digunakan untuk mendukung upaya deteksi dan pencegahan penipuan di sektor telekomunikasi.

Ia menyebut AI juga bisa mendorong upaya penghematan energi dalam operasionalisasi instrumen dan teknologi telekomunikasi sehingga membawa dampak positif untuk keberlanjutan lingkungan.

 

Tantangan dari Pemanfaatan AI

Kendati demikian, Budi mengingatkan bahwa di balik peluang tersebut perusahaan telekomunikasi memiliki tugas untuk merespons tantangan kompleks dari pemanfaatan AI.

Budi menerangkan tantangan tersebut berupa kurangnya keterampilan dan sumber daya yang tepat, tantangan integrasi, kekawatiran tentang cyber security, dan budaya yang cenderung kurang mendukung inovasi.

"Tata kelola AI di level global dan nasional harus kita respons, di mana peluang serta tantangan tersebut menghadirkan upaya tata kelola AI terus ditingkatkan di tingkat global," ujar Budi

infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia
Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya