Meta AI Bakal Hadir di WhatsApp, Instagram, dan Facebook! Siap Saingi ChatGPT dan Copilot?

Meta akan merilis chatbot AI yang akan hadir di aplikasi buatannya, seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook. Bahkan, Meta AI akan akan memiliki websitenya sendiri.

oleh Robinsyah Aliwafa Zain diperbarui 20 Apr 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 08:00 WIB
Meta
Facebook baru saja mengumumkan perubahan nama menjadi Meta. (Foto: Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah melihat perkembangan AI sangat pesat, Meta tak tinggal diam. Perusahaan induk Facebook itu beberapa bulan terakhir tengah mencari cara untuk menerapkan AI ke dalam ekosistemnya.

Mengutip Android Headlines, Sabtu (20/4/2024), CEO Meta Mark Zuckerberg menyampaikan beberapa pengumuman, salah satunya adalah mengumumkan bahwa Meta AI akan hadir di berbagai layanan milik Meta.

Meta AI akan hadir sebagai chatbox di media sosial milik Meta seperti Instagram, WhatsApp, Facebook, dan Facebook Messenger. Untuk mengakses chatbot itu, pengguna cukup mengaksesnya langsung dari bilah pencarian aplikasi tersebut.

Zuck juga memungumkanMeta AI akan memiliki websitenya sendiri. Website Meta AI akan terlihat seperti web chatbot pada umunya, dengan antarmuka yang khas, text box untuk memasukkan perintah.

Tak hanya itu, terdapat tombol Imagine yang dapat menghasilkan gambar AI generatif dari perintah teks.

Bersamaan dengan pengumuman tersebut, Meta juga akan hadir dengan model baru yang dijuluki Model Llama 3. Model AI ini akan mendorong Meta AI ke tingkat lebih tinggi, mengalami peningkatan dibandingkan model Llama 2.

Meta tampaknya mengikuti jalur Google dan menggunakan tiga ukuran model yang berbeda. Dua dari tiga model AI telah dirilis hari ini.

Ini adalah model yang mendukung Meta AI dan didistribusikan ke pengembang. Model Llama 3 juga mendukung SageMaker Amazon.

Tak hanya itu, perusahaan akan memperkenalkan model multimoda yang lebih besar akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan.

Meta Bakal Bikin Aturan Terkait Foto Vulgar yang Dihasilkan oleh AI

Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)
Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)

Meta sadar, penerapan AI akan menimbulkan penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu tidak tegas Meta dalam masalah ini adalah perusahaan akan ambil tindakan tegas atas foto vulgar yang dihasilkan AI yang disebar di platform mereka.

Meski larangan terkait konten seksual telah di platform sosial media milik Meta tertulis dengan jelas, dewan pengawas ingin membahas ulang terkait kejelasan kebijakan Meta. Mereka juga ingin mengetahui efektivitas praktik penegakan dalam menangani gambar eksplisit yang dihasilkan kecerdasan buatan.

Hal tersebut telah menyebabkan naiknya perilaku pelecehan seksual di media sosial, dan banyak pengguna meminta Meta untuk membuat aturan yang lebih tegas terkait foto-foto tersebut.

Dengan adanya dua kasus tersebut, Dewan Pengawas mendorong Meta, termasuk Facebook untuk mengadopsi aturan baru untuk mengatasi pelecehan semacam itu di platformnya.

Salah satu kasus melibatkan unggahan Instagram yang menunjukkan gambar seorang wanita India telanjang yang dibuat oleh AI yang di-posting oleh akun anonim yang hanya mengunggah gambar wanita India vulgar yang dibuat oleh AI.

Posting-an tersebut dilaporkan ke Meta tetapi laporan tersebut ditutup setelah 48 jam karena tidak ditinjau. Pengguna yang sama mengajukan banding atas keputusan tersebut, namun pengajuan banding tersebut juga ditutup dan tidak pernah ditinjau.

Dewan Pengawas Meta Tinjau Postingan Vulgar yang Tersebar

Keren! 2 Anak Muda Indonesia Digandeng Meta Jadi Top Kreator Dunia
Anak muda Indonesia menjadi top kreator dunia untuk kampanye global Meta #BulanKebaikan. (Unsplash/MuhammadAsyfaul).

Dalam sebuah pernyataan, salah satu ketua Dewan Pengawas Helle Thorning-Schmidt mengatakan bahwa dewan tengah menangani dua kasus untuk menilai potensi kesenjangan dalam bagaimana kebijakan Meta ditegakkan.

“Kami tahu bahwa Meta lebih cepat dan efektif dalam memoderasi konten di beberapa pasar dan bahasa dibandingkan dengan media sosial lainnya,” kata Thorning-Schmidt.

Ia menambahkan, “Dengan mengambil satu kasus dari AS dan satu kasus dari India, kami ingin melihat apakah Meta melindungi semua perempuan secara global dengan cara yang adil.”

Dewan Pengawas meminta pendapat publik untuk dua minggu ke depan dan akan mempublikasikan keputusannya dalam beberapa minggu ke depan, bersama dengan rekomendasi kebijakan untuk Meta

Meta Berikan Label pada Konten yang Dibuat oleh AI

Meta Sign
Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

Sementara itu, Meta memperbarui kebijakannya mengenai konten yang dibuat oleh Kecerdasan Buatan (AI) dengan memberikan label "Made With AI" yang berlaku di media sosial Instagram, Facebook dan Threads.

Melansir laporan The Verge, Meta akan memberikan label khusus pada konten video, suara dan gambar apabila terindikasi dibuat oleh AI.

Label tersebut akan muncul baik pada konten yang diakui sebagai hasil buatan AI, maupun konten yang terdeteksi dihasilkan menggunakan AI. Meskipun Meta belum mengungkapkan detail mengenai sistem deteksi itu.

"Dalam empat tahun terakhir, dan khususnya pada tahun lalu, orang-orang telah mengembangkan jenis konten realistis lainnya yang dihasilkan AI seperti suara dan foto, teknologi ini sudah berkembang pesat," tulis Meta dalam unggahan blognya dikutip Senin (8/4/2024).

Pembaruan dari kebijakan manipulasi media yang dibuat pada tahun 2020 silam, yang melarang pembuatan maupun penyuntingan video menggunakan AI, yang membuat seseorang mengucapkan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka ucapkan. Sekarang meta mengubah cara mereka menyikapi konten yang dihasilkan AI.

Mulai Juni 2024 mendatang, Meta akan berhenti menghapus konten buatan AI yang tidak melanggar pedoman komunitas. Kebijakan ini merupakan rekomendasi dari Dewan Konteks terhadap suatu konten dari pada membatasinya.

Konten yang melanggar aturan lain, seperti kebijakan terkait perundungan, campur tangan dalam pemilihan umum, serta pelecehan, akan tetap dihapus terlepas dari apakah konten tersebut dibuat menggunakan AI atau tidak.

Infografis Menkominfo Ultimatum Meta Bersihkan Konten Judi Online. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Menkominfo Ultimatum Meta Bersihkan Konten Judi Online. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya