Kamala Harris, Kandidat Capres AS Pengganti Joe Biden Mulai Main TikTok

Kandidat Capres AS sekaligus Wakil Presiden AS, Kamala Harris, kini memiliki akun TikTok. Harris berkata, saat ini adalah waktu yang tepat untuk main TikTok.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 26 Jul 2024, 16:12 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2024, 16:00 WIB
Wakil Presiden AS Kamala Harris kini sudah punya akun TikTok
Wakil Presiden AS Kamala Harris kini sudah punya akun TikTok (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat sekaligus orang yang didukung Joe Biden untuk menggantikannya sebagai calon Presiden AS, kini mulai bergabung dengan TikTok.

Harris, sebagaimana dikutip dari The Verge, Jumat (26/7/2024), menyebutkan, bergabungnya Kamala Harris ke akun TikTok seiring dengan kampanye presidennya yang terus berlanjut.

"Saya dengar akhir-akhir ini saya di laman For You Page, jadi saya pikir saya juga akan masuk ke sini," kata Kamala dalam klip video yang diunggah ke TikTok.

Meski begitu, sebenarnya, Harris pernah menyatakan kekhawatirannya terhadap keamanan nasional terkait perusahaan induk TikTok, ByteDance.

Menurut Kamala Harris, "Pemerintah Biden tak ada niat untuk melarang (memblokir) TikTok."

Unggahan TikTok Kamala Harris di akunnya itu kini telah disaksikan lebih dari 4 juta kali, sejak ia bergabung sekitar 9 jam lalu, ketika artikel ini ditulis Jumat siang. Video tersebut disukai lebih dari 1,1 juta kali dan mendapatan lebih dari 66 ribu komentar.

Akun TikTok Kamala Harris (@kamalaharris) kini sudah diikuti lebih 1,2 juta pengikut dengan 1,7 juta tanda suka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kamala Harris Bertemu Pemimpin Isreal, Benjamin Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris di Washington, DC, pada Kamis (25/7/2024).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris di Washington, DC, pada Kamis (25/7/2024). (Dok. AP Photo/Julia Nikhinson)

Sebelumnya, Wakil Presiden Amerika Serikat (Wapres AS) Kamala Harris pada hari Kamis (25/7/2024) mengaku dia mendesak Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, sehingga puluhan sandera yang ditawan sejak 7 Oktober 2023 dapat kembali ke rumah.

Harris mengatakan bahwa dia telah melakukan percakapan yang "blak-blakan dan konstruktif" dengan Netanyahu.

Dalam pembicaraan, Harris menegaskan hak Israel untuk membela diri, namun juga menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang tingginya jumlah korban tewas di Jalur Gaza selama sembilan bulan perang dan situasi kemanusiaan yang "mengerikan" di sana.

Wapres AS itu sebagian besar menegaskan kembali pesan lama Joe Biden bahwa sudah waktunya untuk menemukan akhir dari perang brutal di Jalur Gaza, di mana lebih dari 39.000 warga Palestina telah tewas.

Namun, dia memberikan nada yang lebih tegas tentang urgensi saat ini hanya satu hari setelah Netanyahu memberikan pidato berapi-api di hadapan Kongres AS, di mana dia membela perang, bersumpah atas "kemenangan total" melawan Hamas, dan hanya menyebutkan sedikit tentang negosiasi gencatan senjata.

 


Sebut Perlunya Gencatan Senjata

"Ada gerakan penuh harapan dalam pembicaraan untuk mengamankan kesepakatan," kata Harris kepada wartawan tak lama setelah bertemu dengan Netanyahu seperti dilansir kantor berita AP, Jumat (26/7).

"Dan seperti yang baru saja saya sampaikan kepada PM Netanyahu, sekarang saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini," ia mengimbuhi. 

Sebelumnya pada hari yang sama, Netanyahu bertemu secara terpisah dengan Biden, yang juga telah meminta Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan yang terdiri atas tiga fase yang didukung AS.


Menghancurkan

Kamala Harris
Harris sendiri merasa tersanjung, usai mendapat dukungan Biden. (AP Photo/Alex Brandon)

Pasca pertemuannya dengan Netanyahu, Harris juga mengaku bahwa perang di Jalur Gaza lebih rumit daripada sekadar mendukung satu pihak atau pihak lainnya.

"Terlalu sering, percakapan bersifat biner padahal kenyataannya tidak demikian," kata Harris, yang dalam kesempatan yang sama turut mengutuk kebrutalan Hamas.

Lebih lanjut Harris menyatakan, "Apa yang terjadi di Gaza selama sembilan bulan terakhir sangat menghancurkan. Gambar-gambar anak-anak yang meninggal dan orang-orang yang putus asa dan kelaparan melarikan diri demi keselamatan, terkadang mengungsi untuk kedua, ketiga atau keempat kalinya," kata Harris.

"Kita tidak bisa berpaling dari tragedi ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan. Dan saya tidak akan diam," ia menuturkan. 

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya