Liputan6.com, Jakarta - Google baru saja mengumumkan ada 155 developer Indonesia yang telah menyelesaikan program pelatihan Google Play x Unity. Para lulusan ini kini menyandang predikat sebagai Unity-Certified Associate.
Menurut Google, kredensial ini pun akan memberi para developer keunggulan bersaing di bursa kerja dengan menunjukkan mereka telah menguasai berbagai keterampilan utama Unity.
Baca Juga
Program tersebut ditutup dalam acara IGDX (Indonesia Game Developer eXchange) yang diadakan di Bali. Ada lebih dari 500 developer dan mahasiswa dari 10 provinsi yang telah berpartisipasi.
Advertisement
Untuk tahun ini, ada tiga jalur spesialisasi yang disediakan yaitu Game Developer, Programmer, dan Artis.
Sebanyak 330 di antaranya berhasil menyelesaikan kurikulum, sedangkan 155 peserta menerima sertifikasi Unity Associate, termasuk 15 developer perempuan.
"Sertifikasi Unity diakui secara global dan kami yakin sertifikasi ini akan membuka peluang baru yang luar biasa bagi mereka, tidak hanya sebagai developer, tetapi juga sebagai entrepreneur," tutur Direktur Google Play Asia-Pasifik Scaled Business & Partner Ecosystem Kunal Soni dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (15/10/2024).
Indonesia saat ini memiliki lebih dari 10.400 developer aktif dan merupakan komunitas developer terbesar ke-12 di Google Play.
Di tengah perkembangan itu, minat pada program Google Play x Unity ini meningkat lima kali lipat dibandingkan program perdana tahun lalu.
"Kemitraan kami dengan Unity, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) merupakan yang pertama di dunia," tutur Kunal melanjutkan.Â
Sebagai informasi, Unity merupakan platform untuk membuat dan mengoperasikan konten 3D digital real-time, serta merupakan pondasi beberapa game sukses di dunia, seperti Free Fire dan Mobile Legends: Bang Bang.
Komitmen Google Play
Melalui kolaborasi dengan Unity, Google Play berkomitmen membantu developer Indonesia mendapatkan kredensial untuk keterampilan utama yang diperlukan di berbagai pekerjaan dalam dunia pengembangan game.
Kunal menuturkan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi seluler di Indonesia, Google Play tetap berkomitmen menyediakan sumber daya, pelatihan, dan alat yang dibutuhkan developer lokal agar dapat sukses di pasar global yang makin kompetitif.
"Sertifikasi ini sangat dicari oleh para manajer perekrutan di industri game. Setelah menyelesaikan program dan lulus ujian, saya mendapatkan sertifikat yang terbukti berguna sekali dalam proses perekrutan," tutur Sayid Achmad Maulana, mahasiswa dari Universitas Dinamika Bangsa, Jambi.
IGDX sendiri merupakan isiatif yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Asosiasi GameIndonesia (AGI). Event ini bertujuan mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri game Indonesia.
Advertisement
Google Siap Latih 5,5 Juta Orang di ASEAN! Akankah Asia Tenggara Jadi Pusat AI Dunia?
Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu inovasi terdepan mendominasi percakapan global.
Dengan potensi besar untuk mengubah industri, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari, AI juga menghadirkan serangkaian tantangan baru, terutama bagi kawasan ASEAN.
Hal ini diungkap oleh Abhineet Kaul, Director of Econimics Strategy Access Partnership; H.E. Naraya S. Soeprapto, Deputy Secretary-General of ASEAN for Community and Corporate Affairs; Andrew Ure, Goverment Affairs and Public Policy Google SEA di AI Opportunity Southeast Asia Forum.
Digelar di Sekretariat ASEAN, Rabu (2/10/2024), diskusi panel AI Outlook in Southeast Asia membahas dalam tentang AI di kawasan ASEAN.
Dalam diskusi terbaru, ketiganya menyoroti bagaimana AI, infrastruktur digital, dan pengembangan talenta menjadi pilar utama dalam memastikan kawasan ini mampu bersaing secara global.
Namun, perjalanan ini penuh tantangan, terutama dalam hal etika, pemerataan akses, dan kolaborasi lintas negara.
Â
Infrastruktur Digital dan Pengembangan Talenta
Salah satu fokus utama dalam diskusi ini adalah pentingnya infrastruktur digital kuat dan pengembangan talenta berkelanjutan.
"Wilayah ini telah mengalami kemajuan pesat dalam membangun infrastruktur digital, termasuk pemasangan kabel bawah laut di Indonesia. Namun, infrastruktur saja tidak cukup," ungkap Andrew.
"Ada peluang besar di sekitar pengembangan talenta. Bersama ASEAN Foundation, kita akan melatih 5,5 juta orang di kawasan ini, jumlah sangat besar dan menjadi terbesar di Asia Tenggara".
Tidak hanya itu, AI juga memungkinkan inklusi lebih luas melalui inovasi teknologi, seperti penerjemahan bahasa.
Dengan lebih dari 250 bahasa sudah ada di Google Translate, AI terus mendorong kemajuan ini, dan targetnya adalah mencapai 1.000 bahasa di masa depan.
Advertisement