Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom sontak membuat panik karyawan serta pengunjung Mall Alam Sutera di Tangerang, Banten Rabu 28 Oktober 2015 siang. Karyawan kantin yang ketakutan berusaha menyelamatkan barang-barang mereka.
Ledakan terjadi di toilet kantin karyawan setelah seorang petugas kebersihan mall membuang sampah di toilet kantin. Hal itu memicu ledakan. Akibatnya, 1 orang terluka.
Dalam waktu singkat, petugas Polres Metro Tangerang serta Polda Metro Jaya tiba di lokasi dan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tim Gegana mengamankan sejumlah barang bukti. Lalu, ditemukankanlah bom rakitan yang kemudian diketahui berdaya ledak tinggi.
Advertisement
Ledakan bom ini menyusul ledakan bom sebelumnya yang Juli lalu memporak-porandakan toilet pria di lantai dasar Mall Alam Sutera. Tak hanya 2 kali ini bom diletakkan di Mall Alam Sutera. 6 Juli lalu, bom juga diletakkan di Mall Alam Sutera namun tidak meledak. Pada 9 Juli dan 28 Oktober, bom meledak di 2 toilet yang berbeda.
Kali ini polisi langsung bergerak cepat. Setelah menangkap tersangka di halaman mall, tim Densus 88 langsung menggerebek rumah tersangka di Perumahan Banten Indah Permai Serang, Banten.
Dalam pengerebekan, polisi mengamankan 1 bom aktif di dalam kamar tersangka. Total tersangka merakit 5 bom. 2 meledak di mall, 2 tidak meledak, dan 1 dijinakkan petugas.
Beberapa kali beraksi, pelaku pengebom toilet di Mall Alam Sutera ternyata tidak terkait dengan jaringan terorisme yang selama ini beraksi di Tanah Air.
Kasus unik ini menjadi perhatian polisi karena pelaku menggunakan bom berdaya ledak tinggi yang sangat sensitif namun mudah dibuat.
Polisi menangkap Leopard Wisnu Kumala, seorang ahli IT yang saat ini bekerja sebagai supervisor senior sebuah perusahaan di sekitar Mall Alam Sutera. Pria berusia 29 tahun ini belajar membuat bom dari internet.
Aksi pelaku pada 6 Juli lalu terekam kamera pengintai (CCTV). Leopard masuk melalui basement mall, berkeliling mencari lokasi, dan kemudian berjalan menuju sebuah supermarket di dalam mall.
Pelaku sempat berkeliling di dalam supermarket itu. Dari tempat buah, Leopard menuju tempat obat pembasmi serangga. Pelaku sempat menunda aksinya karena ada seorang pengunjung di dekatnya. Setelah beberapa lama, barulah pelaku meletakkan bom rakitannya di rak obat pembasmi serangga.
Dengan motif memeras pemilik mall untuk memberikan uang, pelaku meletakkan bom yang ternyata menggunakan bahan peledak high eksplosif primer atau berdaya ledak tinggi.
Bom itu sangat sensitif yaitu Tri Aseton Tri Perokside (TATP) atau disebut juga peroksida aseton. Bahan peledak ini sensitif terhadap panas, benturan, gesekan, dan aliran listrik.
Ledakan bom yang menggunakan TATP baru terjadi 3 kali di dunia yaitu di Perancis pada 2001, Inggris pada 2005, dan yang kali ini terjadi di Indonesia.
Di London, Inggris, sebanyak 4,5 kg TATP meledak di jaringan transportasi umum. 4 ledakan terjadi hampir bersamaan di 3 jalur kereta api bawah tanah dan sebuah bus di pusat kota London. Ledakan tersebut menewaskan 52 orang dan melukai 300 orang.
Di Mall Alam Sutera, TATP yang digunakan hanya sebanyak 10 gram. Bom di Mall Alam Sutera merupakan bom TATP pertama yang meledak di Indonesia.
Perlu antisipasi supaya tidak ada pelaku lain yang membuat bom serupa untuk melakukan aksi teror yang lebih besar karena bom high eksplosive jenis ini ternyata mudah dibuat dan sulit dideteksi.
Saksikan selengkapnya dalam tayangan Barometer Pekan Ini yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (31/10/2015) di bawah ini. (Vra/Ali)