Menpora Minta INASGOC Bersikap Tegas Tolak Permintaan OCA

Imam Nahrawi mengomentari permintaan Dewan Olimpiade Asia (OCA) soal penambahan dua nomor pada cabang menembak untuk Asian Games 2017.

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 28 Nov 2017, 21:50 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2017, 21:50 WIB
Kevin Sanjaya, Marcus Gideon, Menpora Imam Nahrawi, Bulutangkis Indonesia, Bola.com
Menpora, Imama Nahrawi saat melawan Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon pada laga eksebisi bulutangkis di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, (28/11/2017). Kevin-Marcus menang 21-13, 16-21 dan 27-25.(Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menyatakan permintaan Dewan Olimpiade Asia (OCA) untuk menambah  dua nomor pada cabang menembak pada Asian Games  2018 tidak menguntungkan Indonesia sebagai penyelenggara.

Rencana penambahan dua nomor di Asian Games 2018 terungkap setelah OCA merespons surat yang dikirim Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) soal penghapusan sembilan nomor. OCA setuju menghapus sembilan nomor dari cabang olahraga panahan, panjat tebing, dan taekwondo, asal INASGOC menambah dua nomor dari cabang olahraga menembak.

Imam Nahrawi menyatakan Indonesia sebagai tuan rumah sudah menuruti semua kemauan dari OCA soal penyelenggaraan berupa standar infrastruktur dan lain-lain. Imam mengatakan penambahan nomor pertandingan tidak diperlukan jika Indonesia kurang berpotensi meraih medali. 

"Kalau tidak ada peluang untuk Indonesia apa harus ditambah? Jangan terlalu banyak memberi toleransi karena (permintaan) OCA sudah kita berikan semuanya. Sekarang Indonesia kan tuan rumah, tentu harus dihormati oleh OCA," kata Imam Nahrawi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Imam Nahrawi berharap INASGOC berani bersuara dan tidak menuruti kemauan OCA. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu menegaskan soal nomor dan cabang olahraga harus disesuaikan dengan kesepakatan yang sudah terjalin ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan OCA.

"(INASGOC) harus berani membantah. Jangan kemudian dituruti semuanya karena kita kan tuan rumah Asian Games 2018. Sekali ada toleransi terhadap nomor atau cabang tertentu maka konsekuensinya harus menyiapkan venue dan infrastruktur. Kita kembali kepada kesepakatan Pak Wapres ketika bertemu dengan OCA," tegas politisi asal Bangkalan, Madura itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya