Jadi Tuan Rumah Asian Games, Palembang Bebas Kabut Asap

Pada 2018 ditargetkan zero kebakaran hutan dan lahan karena Sumsel akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2018, 23:01 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2018, 23:01 WIB
20151007-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStock)

Liputan6.com, Palembang - Pemerintah melalui Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK Rafles Brotestes Panjaitan menyakini ajang Asian Games XVIII tahun 2018 pada Agustus mendatang di Sumatera Selatan terkendali tanpa terganggu kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Rafles Brotestes Panjaitan di Palembang mengatakan keyakinan ini karena pemerintah daerah telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan pada 1 Februari hingga 30 Oktober 2018.

"Sejauh ini jika pun ada, kebakaran tergolong kecil dan bisa langsung dipadamkan oleh satgas," kata dia, dilansir Antara, Jumat (30/3/2018).

Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan berkaca dari kejadian hebat pada 2015 yang telah menghanguskan lahan dan hutan sekitar 700.000 hektare di lima kabupaten.

Pada tahun 2016, Sumsel berhasil menekan kejadian kebakaran hutan dan lahan 97 persen berkat upaya deteksi dini dan kondisi cuaca yang mengalami kemarau basah.

 


Deteksi Dini Kebakaran Hutan

20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Sementara itu, kasus karhutla di Sumsel pada 2017 tetap terjadi, akan tetapi tidak menimbulkan dampak kabut asap. Data BPBD Sumsel untuk indeks pencemaran udara tidak melebihi 300, dan untuk jarak pandang rata-rata di atas 10 km sehingga tidak ada kasus penundaan penerbangan.

Pada 2018 ditargetkan zero karhutla karena Sumsel akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan Iriansyah mengatakan penetapan lebih awal itu akan memacu semua komponen di daerah bekerja lebih awal sehingga penanganan karhutla yang mengedepankan deteksi dini dapat terlaksana.

Ia mengatakan penetapan lebih awal itu bukan hanya baik secara internal tapi juga secara eksternal mengingat Sumsel dapat mendahului daerah-daerah lain di Indonesia dalam pengajuan dana anggaran bencana.

"Bukan hanya Sumsel yang masuk rawan karhutla, ada Jambi, Riau, Kalbar, Kalsel dan dua provinsi baru yakni Aceh dan Papua. Semua daerah itu mengajukan permintaan sarana dan prasarana. Jika Sumsel mengajukan lebih dahulu maka dapat diplot duluan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya