Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan di Riau kian meluas. Pada dua bulan tahun ini, setidaknya ada 731 hektar lebih lahan terbakar. Kebakaran diduga disengaja untuk membuka lahan baru, di mana sudah ada 200 lebih hektar disegel kepolisian.
Sejauh ini baru tersangka perorangan yang ditangkap. Semuanya merupakan petani yang membakar sekitar 2 sampai 3 hektare lahan, bahkan ada membakar 0,5 hektare seperti di Kabupaten Rokan Hulu.
Sementara dari pihak perusahaan yang lahannya juga terbakar hingga puluhan hektare, belum ada penetapan tersangka oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Misalnya PT National Sago Prima (NSP) di Kabulaten Kepulauan Meranti.
Advertisement
Baca Juga
"Ada sekitar 50 hektar lahan terbakar di sana, kasusnya masih penyelidikan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau Komisaris Guntur Aryo Tejo SIK, pada akhir Februari lalu.
Guntur menerangkan, sejak Karhutla terjadi di Riau pada tahun ini ada empat tersangka ditahan. Dua di antaranya di Kabupaten Rokan Hulu, sisanya di Pelalawan dan Kota Dumai.
Semuanya tertangkap tangan karena berada di lokasi kebakaran dengan sejumlah barang bukti berupa korek, mancis, bahan bakar minyak dan kayu yang dibakar.
"Motif membakar untuk membuka pertanian, bisa untuk nanam cabe dan tanaman palawija lainnya," ucap Guntur.
Terkait perusahaan sendiri, penyelidikannya memang diakui tak mudah. Perlu penyelidikan panjang, mulai dari pemeriksaan saksi hingga ahli di lapangan.
"Dan pengakuan perusahaan PT NSP, kebakaran di lahannya karena rembesan api dari lahan sebelah," ucap Guntur.
Di Meranti sendiri, kebakaran terlihat seolah sengaja dibakar. Pasalnya di lokasi, petugas menemukan adanya pondok yang ditinggal penghuni saat kebakaran terjadi.
"Pelakunya diburu sembari petugas gabungan fokus mendinginkan lokasi yang baru terbakar," ucap Guntur.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Edwar Sanger menyebut hanya di Kabupaten Kuantan Singingi yang tak terjadi kebakaran. Sementara 11 kabupaten lainnya masih dilanda kebakaran.
Edwar menerangkan, Kabupaten Kepulauan Meranti paling luas terbakar yaitu 230 hektar. Selanjutnya Indragiri Hulu seluar 121,5 hektar, Kota Dumai seluas 109,25 hektar, Bengkalis seluas 100 hektar dan Siak 59,5 hektar.
"Paling kecil Rokan Hulu 1 hektare, Kampar 15,25 hektare, Indragiri Hilir 24 hektare, Rokan Hilir 26 hektare, Pekanbaru dan Pelalawan masing-masing seluas 31 hektare," kata Edwar.
Meski sudah ratusan hektare terbakar, kondisi udara di sejumlah lokasi masih dinyatakan baik. Asap belum mempengaruhi kualitas udara karena petugas selalu bergerak cepat mengatasinya.
Di Riau sendiri, dengan masuknya musim kemarau, ada beberapa wilayah yang sangat mudah terbakar, yaitu Riau bagian barat, timur, tengah dan utara.
Â
Swasta Turut Mencegah dan Memadamkan Kebakaran
Kalangan swasta juga terlibat dalam menghadapi ancaman potensi kebakaran. Pihak Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menegaskan dukungannya dalam kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau tahun 2018.
Dukungan ini antara lain dinyatakan dalam keterlibatan Apel Siaga yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang turut dihadiri unsur pemerintah pusat serta daerah dan unsur masyarakat.
Pada apel siaga yang diselenggarakan di halaman kantor Gubernur Riau, APP Sinar Mas menegaskan kesiapsiagaannya dengan menampilkan Regu Pemadam Kebakaran (RPK), berbagai macam peralatan dan kendaraan pemadam.
Selain itu situation room center sebagai pusat pendistribusian informasi mengenai deteksi hotspot dan fire spot secara realtime di seluruh lahan konsesi APP Sinar Mas dan mitra pemasoknya.
"Kami siap dan mendukung penuh Pemprov Riau dalam menanggulangi dan mencegah bencana kebakaran lahan dan hutan. Hal ini merupakan komitmen kami untuk bersama-sama dalam pencegahan kebakaran hutan, dan sejalan dengan komitmen perlindungan hutan kami yang tertuang dalam Forest Conservation Policy," ujar Direktur Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Suhendra Wiriadinata, dalam keterangannya.Â
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim mengapresiasi atas dukungan dan peran serta swasta dalam upaya penanggulangan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Dulu penanganan baru secara parsial, tapi sekarang bergabung swasta dan pemerintah," kata Wan Thamrin usai memimpin apel siaga darurat karhutla di halaman Kantor Gubernur.
Dalam mendukung pencegahan dan penanganan karhutla di provinsi Riau, sebelum status siaga karhutla di Riau ditetapkan pada 19 Februari 2018, unit forestry APP Sinar Mas, PT Arara Abadi - Sinar Mas Forestry pada tanggal 8 Februari lalu menurunkan tim darat 2 regu RPK dan tim udara heli waterbombing untuk membantu pemerintah daerah Pelalawan pada kebakaran yang terjadi di lahan masyarakat Pulau Muda kecamatan Teluk Meranti Pelalawan.
Selain Kabupaten Pelalawan, bersama dengan tim gabungan dari BPBD, TNI-Polri serta masyarakat setempat melalui Satgas Karhutla Riau, Sinar Mas Forestry Riau bersama mitra pemasoknya juga membantu pemadaman karhutla di lima kabupaten/kota lainnya, yakni Kabupaten Meranti, Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kota Dumai.
Pemadaman dilakukan melalui tim darat (RPK) yang lengkap dengan peralatannya, serta pemadaman oleh tim udara dengan mengerahkan tiga heli (dua jenis Superpuma dengan kapasitas 5.000 liter air sekali bombing dan satu unit heli jenis Bell 412 dengan kapasitas 2.000 liter air). Hingga kini, sudah dilakukan 590 kali bombing dengan total air yang telah dibombing sekitar 3 juta liter.
Selain itu, untuk memantau hotspot dan firespot pihaknya mengoperasikan 28 unit pesawat nirawak drone dan 12 unit CCTV 360 derajat termasuk CCTV infrared yang bisa melihat kebakaran pada malam hari. Semua persiapan dan kesiapan serta penanganan karhutla tadi terintegrasi dan dikontrol di Situation Room baik di pusat (Jakarta) maupun di daerah.
Untuk kesiapan pencegahan dan penanganan karhutla tahun 2018 di Riau, selain mengoperasikan tiga heli waterbombing, Sinar Mas Forestry Riau juga menyiapkan RPK dengan jumlah lebih dari 900 personel yang tersertifikasi Manggala Agni, 500 orang anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), 41 menara pemantau api, 30 unit Fire truck, 31 mobil patroli, 74 sepeda motor patroli, 27 mobil tangki, 5 unit airboat yang beroperasi di air dan rawa, serta 614 mesin pemadam.
Â
Advertisement