Mengapa LRT Palembang Tak Bisa Dipacu pada Kecepatan Maksimal?

Meski tak bisa dipacu maksimal, LRT Palembang tetap memiliki sejumlah keistimewaan. Apa itu?

oleh Nefri Inge diperbarui 15 Jul 2018, 07:03 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2018, 07:03 WIB
Waskita Karya Ungkap Sulitnya LRT Palembang Melaju Cepat
LRT Palembang yang akan dihadirkan di beberapa kota besar di Indonesia. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Light Rail Transit atau LRT Palembang yang menjadi kereta api ringan pertama di Indonesia, akan menjadi angkutan khusus Asian Games 2018 di Palembang mendatang. Kereta api modern ini ternyata mempunyai kekurangan yang diakui oleh kontraktornya, PT Waskita Karya (Persero).

Menurut I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama (Dirut) PT Waskita Karya (Persero), semua pembangunan LRT Palembang, seperti rel dan fasilitas lain sudah sesuai dengan rencana dan target.

"LRT Palembang ini hanya ada satu yang kurang pas, yaitu tikungannya terlalu tajam. Karena kita memanfaatkan median jalan, jadi tidak ada pembebasan lahan lagi," ujarnya kepada Liputan6.com, usai menemani Presiden RI Joko Widodo dalam uji coba LRT Palembang, Jumat, 13 Juli 2018.

Kecepatan LRT Palembang maksimal mencapai 85 kilometer/jam. Akibat tikungan rel yang terlalu tajam dengan radius yang terlalu kecil, laju LRT Palembang hanya melaju di angka 50-60 kilometer/jam dan akan menurun saat melewati tikungan tajam.

"Pembebasan lahan hanya kita lakukan di lokasi rem naik dan turun saja. Namun ini tidak menjadi kendala, LRT Palembang tetap menjadi transportasi yang efisien, murah, dan canggih," katanya.

PT Waskita Karya (Persero) memberdayakan 100 persen pekerja asli Indonesia sebagai tenaga kerja konstruksi. Hanya material rel kereta api berbahan beton, yang diimpor dari luar negeri. Di Indonesia sendiri, belum ada pabrik yang memproduksi material tersebut.

Sinyal pengoperasian LRT Palembang, PT Waskita Karya (Persero) bekerja sama dengan PT LEN Industri, serta PT Industri Kereta Api (INKA) Persero untuk pengoperasian khusus kereta api ringan ini.

Budi Noviantoro, Dirut PT INKA (Persero) mengungkapkan, penggunaan rel LRT Palembang berbeda dibandingkan rel LRT atau kereta api lainnya.

"Rel ini tidak standar dan baru pertama kali digunakan di dunia. Kita gunakan rel 1067, biasanya digunakan rel 1435, yang membedakannya hanya lebarnya saja," ujarnya.

 

Pengelolaan LRT Palembang

Waskita Karya Ungkap Sulitnya LRT Palembang Melaju Cepat
Fasilitas di dalam LRT Palembang yang nyaman dan bersih. (Liputan6.com/Nefri Inge)

PT INKA (Persero) sudah menyiapkan tujuh trainset LRT yang akan dikirim ke Palembang. Terdiri dari enam unit yang akan dioperasikan dan satu unit sebagai kereta api cadangan. Trainset LRT Palembang tersebut sudah lama siap dikirim, tapi masih dalam tahap pengujian.

Kereta api ringan ini dibeli oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero bersama dengan Maintenance Service Agreement (MSA) selama empat tahun.

"PT KAI (Persero) beli satu paket, kereta api dan pemeliharaannya selama empat tahun. Kami yang mengelola dan memberikan garansinya. Jika tidak diperpanjang, PT KAI yang akan mengelolanya nanti," ujarnya.

Perangkat mesin yang digunakan di LRT Palembang diakuinya masih diimpor dari luar negeri. Namun ke depannya, mereka akan menggandeng civitas perguruan tinggi untuk melakukan riset proporsi mesin khusus untuk kereta api.

Meskipun masih menggunakan barang impor, PT INKA (Persero) saat ini sudah mengekspor perangkat kereta api di beberapa negara. Di Bangladesh, mereka sudah menandatangani kontrak pengiriman 500 gerbong penumpang. Mereka juga sudah meneken dua kontrak dengan pihak Flipina, salah satunya pengiriman tiga unit lokomotif.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya