Kisah Inspiratif Rio Risky, Atlet Dayung Peraih Emas Asian Games 2018

Dayung menyumbang medali emas di Asian Games 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2018, 13:45 WIB
Dayung Putra Indonesia, Asian Games 2018, Medali Emas
Tim dayung Indonesia menyanyikan lagu Indonesia raya pada Asian Games di JSC Lake Jakabaring, Sumatera Selatan, Jumat (24/8/2018). Tim dayung persembahkan emas ke sembilan untuk Indonesia. ANTARA FOTO/INASGOC/Nova Wahyudi/nym/18

Liputan6.com, Jakarta - Rio Risky Darmawan merupakan salah satu atlet dayung yang sukses meraih medali emas Asian Games 2018. Indonesia menang emas pada nomor Lightweight Men 8+ (dayung 8 orang kelas ringan) yang berlangsung di Jakabaring Sport City, Palembang.

Dibalik kesuksesan Rio Risky di Asian Games 2018, ada kisah inspiratif yang pantas ditiru. Rio berasal dari keluarga sederhana. Dia merupakan anak dari pasangan Rasna (39) dan Nasir A (40), Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2018.

"Ia berasal dari keluarga petani. Lahir dari keluarga kurang mampu, dibesarkan dan dididik oleh orang tua dirumah sederhana, hidup di daerah pegunungan bukan menjadi penghalang bagi Rio Risky untuk meraih prestasi," kata Pendamping PKH Kecamatan Kulawi Selatan Sigi Sulawesi Tengah, Aziz Wilkerson seperti antara.

Rio lahir di desa Tompi Bugis pada 27 November 1998. Anak pertama dari empat bersaudara ini dikenal sangat ramah dengan orang lain.

Rio Risky memiliki adik bernama Roi Fitrawan (13) Sekolah di SMP 13 Palu, Khazana (8) sekolah di SDI Tompi Bugis, dan Akifa Naila (4) yang masih TK.

Menurut Aziz, Rio tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang atlet dayung yang membawa nama Indonesia di ajang terbesar se Asia.

 

 

Atlet PPLP

Dayung Putra Indonesia, Asian Games 2018, Medali Emas
Tim dayung Indonesia melakukan selebrasi usai meraih medali emas pada Asian Games di JSC Lake Jakabaring, Sumatera Selatan, Jumat (24/8/2018). Tim dayung persembahkan emas ke sembilan untuk Indonesia. ANTARA FOTO/INASGOC/Rahmad Suryadi/nym/18

Pada 2014 sejak masuk di PPLP Sulteng berdasarkan rekomendasi Muh Jufri yang kini menjadi Kepala SMANOR Tadulako Palu, Rio Risky menemukan bakat mendayungnya.

"Sejak itulah Rio Risky memulai kariernya menjadi seorang atlet dayung Indonesia," katanya.

Sebelum meraih medali emas pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018 pada cabang olahraga Dayung Rowing LM8+, sudah banyak lomba-lomba dan even-even yang diikuti oleh Rio Risky dan meraih prestasi.

Antara lain POPNAS PPLP 2014 di Makasar meraih peringkat 4, POPNAS XII di Jawa Barat 2015, meraih 1 perak, Kejurnas Dayung antar- PPLP/PPLPD 2015 di Ambon, meraih 2 emas, PON XIX 2016 di Jawa Barat meraih perunggu, South East Asian Rowing Federation (SEARF) di Vietnam 2017 meraih perak.

Ia juga meraih emas pada ASIAN Rowing CUP di Palembang tahun 2017, serta dua emas di ASIAN CUP II di Singapura tahun 2018.

Bukan Penghalang

Rio Risky merupakan alumni SMANOR Tadulako Palu tahun 2017, SMP 6 Sigi (2014), SDI Tompi Bugis (2011). Ia membuktikan bahwa segala keterbatasan yang dimilikinya, keterbatasan ekonomi keluarga, keterbatasan daerah Kulawi Selatan, Sigi yang tidak memiliki laut dan danau, keterbatasan akses, jauh dari perkotaan, bukanlah menjadi penghalang.

"Semoga Rio Risky menjadi inspirasi dan semangat bagi anak-anak dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di Indonesia bahwa tidak ada yang mustahil selagi masih ada kemauan," ujar Aziz.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya