Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Development Finance Institute Canada (DFIC) Inc. (FinDev Canada).
Kerja sama ini dilakukan dalam upaya memperluas pengembangan bisnis dan inisiatif infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.
Advertisement
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Interim Presiden Direktur & Chief Financial Officer IIF, Rizki Pribadi Hasan, serta CEO FinDev Canada, Lori Kerr.
Advertisement
Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat investasi di sektor infrastruktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Mengenal FinDev Canada
FinDev Canada adalah lembaga keuangan internasional terkemuka yang berfokus pada penyediaan pembiayaan, investasi, serta solusi blended finance.
Lembaga ini juga menawarkan bantuan teknis dan konsultasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di negara-negara berkembang.
Dampak Positif Kerja Sama IIF dan FinDev Canada
Menurut Rizki Pribadi Hasan, kolaborasi ini membuka peluang besar dalam pengembangan proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.
“Kerja sama ini akan mendorong proyek-proyek baru di sektor infrastruktur berkelanjutan serta meningkatkan peluang masuknya investasi dari Kanada ke IIF dan sektor infrastruktur nasional,” ungkapnya.
Sejauh ini, IIF telah berhasil menyalurkan pembiayaan untuk 150 proyek infrastruktur dengan nilai mencapai Rp42,5 triliun.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan jumlah proyek infrastruktur berkelanjutan dapat semakin bertambah dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi serta lingkungan di Indonesia.
Advertisement
Komisi V: Proyek Infrastruktur Harus Dongkrak Ekonomi Masyarakat
Wakil Ketua Komisi V Fraksi PKB DPR RI Syaiful Huda meminta pemerintah untuk mengoptimalkan proyek infrastruktur yang telah dibangun. Dengan demikian proyek infrastruktur benar-benar berdampak pada pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Pernyataan itu disampaikan Huda untuk merespons arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta bahwa proyek infrastruktur harus membuka konektivitas, sehingga memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
Arahan tersebut disampaikan Presiden Prabowo saat peresmian Flyover Madukoro di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2024). Proyek yang digarap sejak tahun 2023 itu menghabiskan anggaran hingga Rp 198,9 miliar
"Kami sepakat dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa proyek infrastruktur harus memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat," terang Syaiful Huda.
Ketua DPW PKB Jawa Barat itu mengatakan, proyek infrastruktur yang sudah dibangun menghabiskan anggaran sangat besar. Anggaran yang digunakan dalam pembangunan proyek itu merupakan uang dari rakyat.
Maka, lanjut Huda, masyarakat harus merasakan dampak dan manfaat dari pembangunan tersebut. Jangan sampai setelah proyek selesai, tidak ada keuntungan dan manfaat yang didapatkan rakyat.
"Setiap rupiah uang rakyat harus digunakan untuk kepentingan rakyat," bebernya.
Huda lantas menyoroti sejumlah proyek yang sudah selesai dibangun, namun belum optimal pemanfaatannya, sehingga masyakat belum merasakan dampak positif.
Misalnya, Bandara Internasional Kertajati. Menurut dia, bandara yang sudah diresmikan sejak 1 Juli 2019 itu belum optimal pemanfaatannya, sehingga belum berhasil memicu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
"Maka, Bandara Kertajati harus dipotimalkan, sehingga masyarakat betul-betul merasakan manfaat dari proyek infrastruktur itu," paparnya.
Berbagai kementerian dan instansi terkait harus duduk bersama untuk membahas masa depan Bandara Kertajati dan mengatur strategi untuk mengoptimalkan infrastruktur tersebut.
