Liputan6.com, Jakarta Suku bunga acuan masih tinggi ditambah nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak membuat Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) melambatkan pemasarannya. ATPM tetap meluncurkan varian terbaru produknya sejak awal tahun.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Jongki Sugiharto mengatakan, meskipun kondisi ekonomi Indonesia tengah tidak stabil namun ATPM tetap mengeluarkan model baru karena arahan dari prinsipalnya di negara lain seperti Jepang.
"Kalau di sini punya pilihan, tidak mau meluncurkan model baru juga tidak apa-apa. Tapi ATPM disini sangat tergantung dengan principal," ujar Jongki di Jakarta, seperti ditulis Selasa (25/2/2014).
Namun menurut Jongki, meluncurkan model baru adalah salah satu strategi pemasaran. Jika sebuah model sudah terlalu lama di pasaran, maka akan membuat konsumen bosan.
"Maka selalu ada model baru. Apakah itu perubahan nya sedikit atau menyeluruh, sebagai salah satu strategi pemasaran," lanjutnya.
Selain itu, yang menjadi sebab ATPM harus mengeluarkan karena produksi kendaraan model lama dihentikan sehingga mau tidak mau harus ada model baru yang diluncurkan.
Jongki menyatakan, Gaikondo menargetkan penjualan mobil di angka 1,2 juta unit pada 2014. Angka ini sama seperti pencapaian penjualan pada 2013. Meski dia meyakini angka tersebut akan berubah dengan kehadiran Low Cost Green Car (LCGC) di pasar otomotif.
"Angka ini bisa berubah karena adanya LCGC, namun Gaikindo juga tidak memiliki datanya, karena ATPM, tidak pernah melaporkan ekspornya pada gaikindo," kata Jongki.
Sedang untuk ekspor, Gaikindo menargetkan produsen dalam negeri bisa melakukan ekspor 250 ribu unit. "Ekspor juga ditentukan oleh principal, dan dikendalikan oleh kantor pusat, jadi tidak bisa semaunya," tandas Jongki. (Dny/Ahm)