BMKG Bantah Telat Mengabarkan Gempa Bogor: Gempa Tidak Dapat Diprediksi

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono membantah pihaknya telat mengabarkan soal gempa Bogor Magnitudo 4,1 yang terjadi Kamis malam (10/4/2025).

oleh Ahmad Apriyono Diperbarui 11 Apr 2025, 10:35 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 10:35 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono membantah pihaknya telat mengabarkan soal gempa Bogor Magnitudo 4,1 yang terjadi Kamis malam (10/4/2025). Daryono mengatakan, by system BMKG, kabar soal gempa Bogor sudah dirilis sejak pukul 22.17.23 WIB, yang artinya hanya berselang sekitar satu menit saja usai gempa tersebut terjadi, yakni pukul 22.16.13 WIB. 

"BMKG sudah sangat cepat. Biasanya kita sebarkan di tiga menit (setelah gempa). Ini gempa Bogor hanya semenit setelah gempa," kata Daryono kepada tim Regional Liputan6.com, Jumat (11/4/2025). 

Daryono menyebut, banyak kemungkinan yang menyebabkan notifikasi tidak real time masuk ke pengguna aplikasi, salah satunya jaringan internet. Namun dirinya memastikan pihak BMKG sudah mengabarkan soal gempa Bogor dengan sangat cepat di sistem. 

Daryono menegaskan, gempa tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, sehingga belum ada teknologi yang bisa membuat peringatan dini gempa. 

"Kalau peringatan dini tsunami ada," katanya. 

Yang terpenting saat merasakan getaran gempa adalah dengan langsung melakukan mitigasi mandiri, seperti berlindung di bawah meja yang kuat, dan berlari keluar ruangan saat getaran mulai reda.  

Sebelumnya, gempa Magnitudo 4,1 mengguncang wilayah Bogor, Kamis malam (10/4/2025), pukul 22.16.13 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, episenter gempa Bogor ini terletak di darat tepatnya pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (11/4/2025) mengatatakan, gempa Bogor merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.

Daryono mengatakan, bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi (Strong shearing is a characteristic of tectonic earthquakes that occur when faults rupture and release energy).

Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip).

"Episenter gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri," katanya.

 

Terdengar Suara Dentuman

Getaran gempa Bogor turut dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Depok dengan Skala Intensitas III-IV MMI dan menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga di Kota Bogor.

Terkait suara gemuruh dan dentuman yang didengar warga saat gempa terjadi, Daryono menyebutkan hal itu sebagai sesuatu yang wajar.

"Gempa Bogor disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh," katanya.

Hingga pagi ini 11 April 2025 pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Bogor telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak empat kali, antara lain pukul 23.12 WIB (Magnitudo 1,9), pukul 23.14 WIB (Magnitudo 1,7), pukul 01.04 WIB (Magnitudo 1,6), dan pukul 01.38 WIB (Magnitudo 1,7).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya