Liputan6.com, Moscow - Kementerian Perekonomian Rusia mengumumkan, pertumbuhan perekonomiannya terhambat sedangkan banyak dana asing ditarik keluar dari negara pecahan Uni Soviet tersebut. Kondisi tersebut menjadi tanda ketegangan internasional dengan Ukraina telah menyebabkan Rusia mengalami kerugian ekonomi yang cukup parah.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/3/2014), produk domestik bruto (PDB) Rusia hanya tumbuh 0,3% pada Februari dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Wakil Menteri Perekonomian Rusia, Andrei Klepach mengatakan, angka tersebut naik dari revisi 0,1% pada Januari.
Tahun lalu perekonomian Rusia hanya mampu tumbuh sebesar 1,3% jauh lebih parah dari prediksi para analis. Meski demikian, banyak juga pihak yang berharap PDB Rusia dapat kembali menguat tahun ini.
Namun sayang, kinerja ekonomi Rusia justru memburuk akibat ketegangan internasional di sekitar Ukraina yang membuat para investor asing melarikan diri dari negara tersebut.
Klepach mengatakan, sejumlah faktor musiman juga ikut mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi Rusia. Dipicu sejumlah faktor tersebut, PDB sebesar 0,3% bukanlah angka yang buruk dan justru lebih baik dari prediksi.
Meski memang diakuinya, terlalu cepat untuk berbicara soal pembalikan tren pertumbuhan. Menurut Klepach, jauh lebih baik untuk membicarakan pemulihan ke posisi stagnan.
Dia mengatakan, kementerian perekonomian mengantisipasi pertumbuhan PDB di sekitar angka nol untuk kuartal pertama secara keseluruhan. Langkah antisipasi tersebut akan membuat Rusia semakin kesulitan memenuhi prediksi pertumbuhan sebesar 2,5% tahun ini.
"Tak akan ada resesi, tapi ada masalah stagnansi yang rumit. Sayangnya, penurunan jumlah investasi terus berlanjut. Saya masih belum siap melihat seberapa jauh pelemahan ini berlanjut," ungkap Klepach.
Saat ekonomi Rusia melambat, tingkat inflasi justru melonjak tajam. Kementerian Perekonomian Rusia memprediksi inflasi dapat mencapai level 6,9%-7% pada Maret. Angka tersebut naik dari level 6,2% pada Februari.
Klepach mengatakan, sejumlah indikator ekonomi Rusia telah terganggu. Bahkan saat sanksi Barat dijatuhkan pada Rusia, dampaknya tak akan terlalu besar, karena dinginnya hubungan Rusia dengan Barat telah lebih dulu menggoyahkan kepercayaan investor.
"Kami telah menghitung seberapa besar pengaruh ekonomi yang muncul dari hubungan kami dengan negara-negara maju dan pasar dunia," ujar Klepach.
Sejauh ini, dia mengatakan, sanksi dari negara-negara Barat tidak akan berdampak signifikan pada ekonomi Rusia. Meski memang, sanksi tersebut menjadi faktor negatif bagi pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi jumlah dana masuk.
Picu Konflik di Ukraina, Ekonomi Rusia Mulai Goyah
Ekonomi Rusia terganggu akibat ketegangan dengan Ukraina. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Rusia hanya 0,3% pada Februari 2014.
Diperbarui 25 Mar 2014, 11:53 WIBDiterbitkan 25 Mar 2014, 11:53 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kepribadian Bunga Violet: Makna dan Karakteristik yang Tersembunyi
Sinetron Asmara Gen Z Makin Seru, Mohan Melawan Rama hingga Zara Meminta Aqeela Balikan dengan Fattah
Viral Ajakan Tarik Uang dari Bank Himbara, Nusron Wahid: Nggak Jelas!
Kenangan JK Terhadap Syafruddin, Pernah Jadi Ajudan hingga Ingin Bangun Museum Rasulullah
Perbedaan Kucing Anggora dan Persia, Sering Tertukar Karena Sama Berbulu Panjang
Meski Kader PDIP, Bupati Malang Sanusi Tetap Berangkat Retret Kepala Daerah di Magelang
Retret di Magelang, Kepala Daerah Yogyakarta Asal PDIP Tidak Terlihat
7 Potret Kompak Yayuk Suseno dan Henry Yosodiningrat di Momen Haru Siraman Anak
Hasil Drawing 16 Besar Liga Europa: Manchester United Dapat Lawan Sulit
Gibran Tinjau 2 Puskesmas di Jaktim, Pastikan Program Cek Kesehatan Gratis Efektif
Danantara Bisa Genjot Investasi EBT hingga Ketahanan Pangan
Pemulung di Thailand Jual Emas yang Dikumpulkan dari Tempat Sampah, Harganya Capai Rp9,5 Juta