Picu Konflik di Ukraina, Ekonomi Rusia Mulai Goyah

Ekonomi Rusia terganggu akibat ketegangan dengan Ukraina. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Rusia hanya 0,3% pada Februari 2014.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 25 Mar 2014, 11:53 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2014, 11:53 WIB
Ekonomi Rusia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Moscow - Kementerian Perekonomian Rusia mengumumkan, pertumbuhan perekonomiannya terhambat sedangkan banyak dana asing ditarik keluar dari negara pecahan Uni Soviet tersebut. Kondisi tersebut menjadi tanda ketegangan internasional dengan Ukraina telah menyebabkan Rusia mengalami kerugian ekonomi yang cukup parah.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/3/2014), produk domestik bruto (PDB) Rusia hanya tumbuh 0,3% pada Februari dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Wakil Menteri Perekonomian Rusia, Andrei Klepach mengatakan, angka tersebut naik dari revisi 0,1% pada Januari.

Tahun lalu perekonomian Rusia hanya mampu tumbuh sebesar 1,3% jauh lebih parah dari prediksi para analis. Meski demikian, banyak juga pihak yang berharap PDB Rusia dapat kembali menguat tahun ini.

Namun sayang, kinerja ekonomi Rusia justru memburuk akibat ketegangan internasional di sekitar Ukraina yang membuat para investor asing melarikan diri dari negara tersebut.

Klepach mengatakan, sejumlah faktor musiman juga ikut mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi Rusia. Dipicu sejumlah faktor tersebut, PDB sebesar 0,3% bukanlah angka yang buruk dan justru lebih baik dari prediksi.

Meski memang diakuinya, terlalu cepat untuk berbicara soal pembalikan tren pertumbuhan. Menurut Klepach, jauh lebih baik untuk membicarakan pemulihan ke posisi stagnan.

Dia mengatakan, kementerian perekonomian mengantisipasi pertumbuhan PDB di sekitar angka nol untuk kuartal pertama secara keseluruhan. Langkah antisipasi tersebut akan membuat Rusia semakin kesulitan memenuhi prediksi pertumbuhan sebesar 2,5% tahun ini.

"Tak akan ada resesi, tapi ada masalah stagnansi yang rumit. Sayangnya, penurunan jumlah investasi terus berlanjut. Saya masih belum siap melihat seberapa jauh pelemahan ini berlanjut," ungkap Klepach.

Saat ekonomi Rusia melambat, tingkat inflasi justru melonjak tajam. Kementerian Perekonomian Rusia memprediksi inflasi dapat mencapai level 6,9%-7% pada Maret. Angka tersebut naik dari level 6,2% pada Februari.

Klepach mengatakan, sejumlah indikator ekonomi Rusia telah terganggu. Bahkan saat sanksi Barat dijatuhkan pada Rusia, dampaknya tak akan terlalu besar, karena dinginnya hubungan Rusia dengan Barat telah lebih dulu menggoyahkan kepercayaan investor.

"Kami telah menghitung seberapa besar pengaruh ekonomi yang muncul dari hubungan kami dengan negara-negara maju dan pasar dunia," ujar Klepach.

Sejauh ini, dia mengatakan, sanksi dari negara-negara Barat tidak akan berdampak signifikan pada ekonomi Rusia. Meski memang, sanksi tersebut menjadi faktor negatif bagi pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi jumlah dana masuk.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya