Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memandang kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kilogram (Kg) disebabkan perpindahan pengguna elpiji nonsubsidi 12 kg ke elpiji 3 kg.
Anggota pengurus harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, peralihan konsumen elpiji 12 Kg ke 3 Kg menyebabkan konsumsi elpiji 3 Kg yang disubsidi pemerintah itu meningkat. Hal itu membuat jatah untuk masyarakat yang berhak menggunakan gas elpiji 3 Kg berkurang.
"Kalau saya tahu karena adanya migrasi penggunaan gas 12 Kg ke 3 Kg, sehingga masyarakat yang biasa menggunakan 3 Kg sulit mendapat," kata Tulus saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Tulus mengungkapkan, peralihan ini dilatarbelakangi tingginya disparitas harga gas 12 Kg dengan 3 Kg yang terlalu jauh. Sehingga gas 3 Kg menjadi lebih menarik karena harganya yang jauh lebih murah.
"Karena 12 Kg sekarang harganya Rp 105 ribu per tabung, orang akan mikir, akan milih lebih murah. Ada disparitas harga sementara barangnya sama pasti akan menimbulkan seperti ini (peralihan konsumen)," jelasnya.
Menurut Tulus, pemerintah harus menghentikan migrasi ini, dengan cara menerapkan sistem distribusi tertutup sehingga gas bersubsidi 3 Kg benar-benar digunakan oleh masyarakat yang berhak.
"Pemerintah harus menghentikan disparitas harga. Karena Komoditas gas 3 Kg bisa digunakan 12 Kg. Sisi pemasaran 3 Kg sifatnya harus tertutup karena memeperkecil disparitas harga," pungkasnya.
Baca juga:
Elpiji 3 Kg Langka, Hatta Rajasa Berencana Gelar Rakor
Advertisement
Elpiji 3 Kg Langka, Dirjen Migas Akui Ada Masalah Distribusi
Pertamina: Kami tidak Pernah Mengurangi Penyaluran Elpiji 3 Kg
Elpiji 3 Kg Langka, Pedagang: Katanya Ada Pembatasan
Agen Bantah Terjadi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg
Elpiji 3 Kg Langka, Pengecer: Pasokan dari Agen Berkurang
Elpiji 3 Kg Mulai Langka, Pemilik Warteg Mengeluh
Â