Liputan6.com, Jakarta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan tidak dapat mencapai target setoran dividen tahun buku 2013 sebesar Rp 40 triliun. Wakil Menteri BUMN, Muhammad Yasin memperkirakan setoran 138 perusahaan BUMN hanya sanggup menyetor Rp 37,5 triliun-38,5 triliun.
"Ini dividen tahun buku 2013 yang akan dibayarkan dalam Anggaran Pendapat Belanja Negara (APBN) 2014," katanya saat ditemui di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Yasin menjelaskan penyebab tidak tercapainya target dividen tersebut lebih dikarenakan terdapat dua perusahaan BUMN yang dinyatakan rugi dan tidak membayarkan dividennya, yaitu PT PLN (Persero) dan PT Freeport Indonesia.
"PLN tidak setor karena merugi, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Selain itu Freeport juga hampir dipastikan tidak membayar dividen kepada pemegang saham," jelasnya.
Pada 2013, laba BUMN tercatat sebesar Rp 150,7 triliun. Angka ini lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya Rp 150 triliun.
Upaya peningkatan deviden dikatakan Yasin sepertinya tidak akan bisa ditingkatkan dalam waktu dekat mengingat sebagian besar BUMN sudah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Yasin berdalih, tahun 2013 merupakan tahun yang berat dimana BUMN di hadapkan pada kondisi ekonomi yang sulit dan keharusan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi perusahan.
Untuk kekurangan tersebut, Kementerian BUMN akan berkoordinasi Badan Kebijakan Fiskal Kementertan keuangan. Setelah itu akan melaporkan kepada DPR untuk menjelaskan bahwa dividen yang akan disetor dalam APBN P tidak tercapai.