Sumsel Bakal Suplai Listrik untuk Sumatera

Sumatera Selatan akan mengerjakan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 140 KM dari mega proyek pembangunan jaringan transmisi listrik.

oleh Nefri Inge diperbarui 15 Apr 2014, 11:36 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2014, 11:36 WIB
Tanpa Listrik
Ilustrasi. (Antara Foto/Septianda Perdana)

Liputan6.com, Jakarta Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan mengerjakan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 140 kilometer (Km) dari mega proyek pembangunan jaringan transmisi di pesisir Timur Sumatera. Proyek ini diharapkan dapat membantu menyelesikan krisis listrik di Sumatera Utara (Sumut).

Dengan proyek itu, persediaan listrik akan mencapai sebesar 500 kilo volt (kv). Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan menyediakan listrik melalui pembangunan jaringan transmisi itu. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Sumsel, Robert Heri mengatakan, transmisi yang tersedia hanya mencapai 250 kv.

"Namun, dengan mega proyek pembangunan jaringan tranmisi di pesisir Timur Sumatera, Sumsel mendapatkan bagian dengan pembangunan transmisi sepanjang 140 km, mulai dari kabupaten Muara Enim-perbatasan dengan Jambi," kata Robert kepada Liputan6.com, yang ditulis Selasa (15/4/2014).

Pemerintah pusat membagi proyek jaringan transmisi itu dalam 12 segmen pembangunan. Untuk Sumsel, mendapat segmen satu, yakni membangun tranmisi dari kabupaten Muaraenim (Sumsel)-Sorolangun (Jambi). Nanti, dengan pembangunan transmisi ini, akan bisa menyediakan listrik sebesar 500kv ke Medan, Sumatera Utara.

Dalam mematangkan rencana pembangunan tranmisi, Pemprov Sumsel tengah menyusun tim mulai dari perizinan dan pembebasan lahan yang akan dilewati.

"Kami terlibat dalam pembentukan tim penentuan jalur tranmisi, serta pembiayaan pembangunan," tegas Robert.

Kepala Departemen Investasi Wika (Wijaya Karya), Prakoso mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan rapat awal pada 7 April 2014 di Medan.

"Saat ini, kami  sedang mempersiapkan survei penentuan lokasi yang bakal digunakan, yakni secara garis lurus atau sesuai dengan titik-titik yang direncanakan. Asalkan pembangunan ini tidak menerobos hutan lindung atau hutan konservasi," tutur Prakoso.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya