Rupiah Masih Lesu Gara-gara Ekonomi RI Melambat

Mengacu pada kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah kini terkoreksi 16 poin ke level 11.527 per dolar AS

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 07 Mei 2014, 11:03 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2014, 11:03 WIB
Rupiah
Rupiah (Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahan tipis setelah pada perdagangan sebelumnya tercatat ditutup melemah di level 11.511 per dolar AS. Mengacu pada kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah kini terkoreksi 16 poin ke level 11.527 per dolar AS akibat pengaruh perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,21% di kuartal-1 2014.

Sementara itu, data valuta asing (Valas) Bloomberg juga mencatatkan pelemahan pada nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (7/5/2014) meski sebelumnya dibuka menguat di level 11.515 per dolar AS. Selama perdagangan hari ini, rupiah bahkan tercatat terus berfluktuasi melemah ke level 11.560 pada perdagangan pukul 10.41 waktu Jakarta.

Nilai tukar rupiah bahkan sempat menyentuh level 11.565 per dolar AS pada perdagangan pukul 10.28 waktu Jakarta.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga kuartal I 2014 hanya tumbuh 5,21%. Angka tersebut melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi RI pada perioden yang sama tahun lalu sebesar 5,78%. Sementara, secara kuartal ekonomi RI hanya tumbuh 0,95%.

Meski demkian hasil riset harian PT Samuel Sekuritas Indonesia mencatat tren pelemahan rupiah tak akan bertahan lama pada perdagangan hari ini. Rupiah diprediksi dapat kembali menguat akibat lemahnya dolar di pasar global.

Sejauh ini para investor masih menanti pernyataan terbaru dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen. selain itu, pengaruh konflik politik di Ukraina juga masih menjadi sentimen negatif bagi perdagangan dolar AS.

memang sudah terbentuk namun sentimen penguatan masih tersisa.

"Meski sempat melemah di pembukaan, penguatan rupiah diperkirakan berlanjut hari ini," pungkas Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya