Liputan6.com, Jakarta - Gula, meskipun memberikan rasa manis pada makanan dan minuman, sudah lama diketahui memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Kebiasaan mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan sudah menjadi bagian dari pola makan banyak individu. Bahkan, menurut laporan dari Best Life, Minggu (2/2/2025), rata-rata orang Amerika mengonsumsi sekitar 17 sendok teh gula tambahan per hari—jumlah ini jauh lebih tinggi daripada rekomendasi dari American Heart Association yang hanya menyarankan 6 sendok teh untuk wanita dan 9 sendok teh untuk pria.
Advertisement
Baca Juga
Kebiasaan ini tidak hanya dapat merusak kesehatan tubuh, tetapi juga menambah risiko berbagai penyakit serius, mulai dari obesitas hingga diabetes dan penyakit jantung. Lalu, fenomena ini pun menimbulkan pertanyaan, "Apa yang terjadi jika kita berhenti mengonsumsi gula?"
Advertisement
Lindsay Malone, ahli diet terdaftar dan profesor nutrisi di Case Western Reserve University, mengatakan mengurangi atau bahkan berhenti mengonsumsi gula dapat memberikan berbagai manfaat bagi tubuh kita, baik dalam aspek fisik maupun mental.
“Jika Anda terus-menerus minum dan makan makanan yang lebih manis dari yang alami, selera Anda akan terbiasa dengan tingkat kemanisan tersebut. Satu hal yang selalu saya katakan kepada pasien saya adalah jika sepotong buah di musimnya tidak terasa manis bagi Anda, ada pekerjaan yang harus diselesaikan sesuai selera Anda," jelas Lindsay.
Ia menyarankan untuk mengganti gula dengan makanan manis alami, seperti buah-buahan segar, bukan dengan pemanis buatan yang justru bisa memperburuk kondisi pencernaan dan meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis lebih banyak.
Oleh karena itu, ketahui beberapa perubahan signifikan yang bisa terjadi pada tubuhmu jika berhenti mengonsumsi gula.
Â
1. Mengurangi Risiko Diabetes
Diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit yang paling sering dikaitkan dengan konsumsi gula berlebih. Gula tambahan, terutama fruktosa yang ditemukan dalam sirup jagung tinggi fruktosa, bisa meningkatkan kadar gula darah secara cepat, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolik dan akhirnya berujung pada diabetes.
Melansir dari Mayo Clinic, fruktosa dalam gula tambahan memiliki dampak negatif yang besar terhadap tubuh, meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan gangguan metabolisme terkait lainnya.
Namun, berbeda dengan gula tambahan, konsumsi fruktosa alami dari buah dan sayur justru dapat memberikan perlindungan terhadap diabetes. Oleh karena itu, mengurangi gula tambahan adalah langkah penting dalam menghindari diabetes.
2. Menurunkan Berat Badan Lebih Cepat
Jika Anda ingin menurunkan berat badan, mengurangi konsumsi gula adalah salah satu perubahan pola makan paling sederhana yang dapat Anda lakukan. Gula tambahan mengandung banyak kalori tanpa memberikan nilai gizi yang signifikan, dan ini berkontribusi pada penambahan berat badan.
Menurut Daryl Gioffre, seorang ahli gizi selebritas, gula juga merusak lapisan usus yang penting untuk penyerapan nutrisi. Ketika lapisan usus terganggu, tubuh menjadi kurang efisien dalam menyerap nutrisi penting dari makanan, yang mengarah pada penumpukan lemak dan kenaikan berat badan.
Mengurangi asupan gula akan membantu tubuh memanfaatkan kalori secara lebih efektif, memperbaiki kesehatan pencernaan, dan mendorong penurunan berat badan.
Â
Advertisement
3. Tidur Lebih Nyenyak
Seringkali kita tidak sadar bahwa konsumsi gula dapat mengganggu pola tidur kita. Fluktuasi kadar gula darah yang cepat dapat memicu pelepasan hormon kortisol (hormon stres) yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Ketika gula darah naik turun secara drastis, tidur Anda bisa terganggu.
Dengan mengurangi asupan gula, tubuh Anda akan memiliki kadar gula darah yang lebih stabil, yang berkontribusi pada kualitas tidur yang lebih baik. Tidur yang lebih nyenyak tentu akan meningkatkan kesehatan fisik dan mental Anda secara keseluruhan.
4. Suasana Hati Menjadi Membaik
Hubungan antara diet tinggi gula dan gangguan mood, seperti depresi dan kecemasan, sudah banyak diteliti. Gula dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengaturan gula darah, yang berdampak langsung pada emosi dan suasana hati.
Selain itu, konsumsi gula berlebih bisa meningkatkan kadar stres dalam tubuh, membuat kita lebih mudah marah atau tertekan.
Mengurangi gula dapat membantu mengatur kadar gula darahmu dengan lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan stabilitas emosi. Banyak individu melaporkan merasa lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih stabil secara emosional setelah beberapa waktu mengurangi asupan gula.
Â
5. Kesehatan Kulit Meningkat
Kulit kita juga akan merasakan manfaat signifikan dari mengurangi konsumsi gula. Gula diketahui dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang dapat memperburuk kondisi kulit seperti jerawat, eksim, atau ruam.
Selain itu, gula berkontribusi pada proses yang dikenal sebagai "glikasi," yang menyebabkan kolagen dan elastin dalam kulit rusak, mempercepat penuaan kulit.
Setelah berhenti mengonsumsi gula, Anda mungkin akan melihat kulitmu menjadi lebih bersih, bercahaya, dan lebih sehat. Ini adalah efek langsung dari penurunan peradangan dalam tubuh yang mempengaruhi penampilan kulitmu.
Â
Advertisement
6. Gigi Menjadi Lebih Sehat
Gula adalah penyebab utama kerusakan gigi. Gula memberikan makanan bagi bakteri dalam mulut yang menyebabkan plak dan karang gigi, yang pada gilirannya menyebabkan gigi berlubang. Selain itu, makanan manis dan minuman manis—termasuk jus, soda, dan permen—menyebabkan kerusakan pada enamel gigi.
Dengan berhenti mengonsumsi gula tambahan, Anda dapat mencegah kerusakan gigi dan memperbaiki kesehatan mulutmu secara keseluruhan. Selain itu, kebiasaan menjaga kebersihan gigi dengan mengurangi konsumsi gula juga akan meningkatkan kesehatan gigimu.
Â
7. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Salah satu dampak jangka panjang dari konsumsi gula berlebih adalah peningkatan peradangan dalam tubuh, yang bisa membebani sistem kardiovaskular. Seiring waktu, peradangan kronis ini dapat memperburuk kondisi jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dengan mengurangi gula, Anda bisa menurunkan peradangan tubuh dan, pada gilirannya, mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan hipertensi.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine pada tahun 2014 menunjukkan bahwa pola makan yang mengandung 17-21% kalori dari gula tambahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 38%.
Sebaliknya, pola makan yang lebih rendah gula (kurang dari 8% kalori berasal dari gula tambahan) menunjukkan risiko yang lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular.
Â
Advertisement
8. Merasa Kenyang Lebih Lama
Jika Anda sering merasa lapar segera setelah makan, itu mungkin disebabkan oleh konsumsi gula yang tinggi. Gula memengaruhi dua hormon penting dalam pengaturan rasa lapar, yaitu leptin dan ghrelin.
Ketika insulin naik setelah mengonsumsi gula, kedua hormon ini tidak berfungsi dengan optimal, yang membuat kita merasa selalu lapar.
Dengan mengurangi gula, Anda akan merasa kenyang lebih lama setelah makan, karena tubuh menjadi lebih baik dalam mengatur rasa lapar. Anda akan merasa puas dengan porsi makan yang lebih kecil, yang membantu mengurangi asupan kalori dan mendukung penurunan berat badan.