RI Siap Rebut Pasar Wisata Syariah US$ 2,47 Triliun

Tren wisata syariah kini tengah menjadi sorotan dunia seiring dengan peningkatan jumlah pelancong muslim ke berbagai belahan negara.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Mei 2014, 11:56 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2014, 11:56 WIB
Sejumlah model memeragakan busana muslim, saat Moslem Fashion Festival 2011 di Royal Plasa Surabaya. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Tren wisata syariah kini tengah menjadi sorotan dunia seiring dengan peningkatan jumlah pelancong muslim ke berbagai belahan negara. Potensi wisata syariah bahkan diprediksi menembus angka US$ 2,47 triliun pada 2018.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar mengutip State of The Global Islamic Economy tahun lalu, mengatakan, total pengeluaran muslim dunia untuk makanan halal dan gaya hidup mencapai US$ 1,62 triliun di 2012.

"Dan diperkirakan akan merangkak naik hingga mencapai US$ 2,47 triliun dalam kurun waktu empat tahun mendatang," ungkap dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Sementara dari kajian Pew Research Center Forum on Religion and Public Life menyebut, populasi muslim dunia terus bertambah dan diprediksi akan menembus 2,2 miliar atau sekitar 26,4% dari total penduduk dunia yang tercatat 8,3 miliar jiwa di 2030.

Sedangkan data 2010 menunjukkan, basis masyarakat muslim dunia sebanyak 1,6 miliar jiwa atau sekitar 23,4% dari penduduk dunia yang sebanyak 6,9 miliar orang. "Jadi ada rata-rata pertumbuhan 1,5% per tahun untuk penduduk muslim di penjuru dunia," tambah Sapta.

Melongok besarnya ceruk pasar tersebut, kata Sapta, Indonesia siap menjadi tuan rumah dalam Konferensi Internasional Wisata Syariah. Acara tersebut merupakan yang pertama kali dan akan berlangsung di Jakarta pada 2-3 Juni 2014.

Bertajuk The 1st OIC International Forum on Islamic Tourism (OIFIT) 2014, acara ini bertujuan untuk mendorong pengembangan wisata syariah di antara negara-negara anggota Organisasi Islam (OKI).

"Bagi Indonesia, potensi wisata syariah bukan hanya pasar luar negeri saja, tapi juga di domestik yang setiap tahun mengalami kenaikan. Ini merupakan tindak lanjut dari Gerakan Ekonomi Syariah yang dicanangkan Presiden RI pada tahun lalu," jelas Sapta.

Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, terdapat sekitar 239 juta pergerakan wisatawan lokal dengan pengeluaran sebanyak Rp 138 triliun di 2011. Lalu melonjak menjadi 245 juta kunjungan wisatawan pada 2012.

"Jika 88,1% yang melakukan perjalanan adalah penduduk muslim, maka diperkirakan sekitar 215 juta pergerakan wisatawan di Indonesia dengan nilai pengeluaran Rp 142,3 triliun atau US$ 129,37 miliar," tandas Sapta. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya