Harga Barang RI Termurah di Dunia, Ini Jawaban Mari Pangestu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pangestu menuturkan, Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan nilai barang.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Jun 2014, 18:41 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2014, 18:41 WIB
Fashion Bahan Kulit Indonesia Diminati Mancanegara
Pengunjung melihat contoh produk sepatu dalam pameran di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta (30/5/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut harga barang dan jasa di Indonesia merupakan yang termurah di dunia.

"Artinya kita punya value for money. Kalau secara keseluruhan, daya saing wisata kita nomor sembilan di dunia, termasuk dari sisi transportasi dan hotel," ucap Mari ditemui di Jakarta, Senin (9/6/2014).

Menurut Mari, Indonesia memiliki potensi dalam hal wisata belanja mengingat negara ini menyediakan ragam kebutuhan produk, baik yang diproduksi secara lokal maupun barang impor bermerek. Indonesia, khususnya Jakarta juga dikelilingi dengan pusat perbelanjaan modern sehingga dapat merangsang wisatawan asing maupun domestik untuk datang ke Ibukota.

"Kita bisa tambah dengan shopping, kuliner dan itu menjadi cara kita mempromosikan Indonesia sebagai negara tujuan wisata belanja, kuliner serta tempat tinggal," terang dia.

Salah satu cara memikat wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara untuk wisata belanja, kata Mari, melalui program Festival Jakarta Great Sale (FJGS). Dalam event tahunan ini, penggila belanja akan memperoleh tawaran diskon hingga 70% dan serentak dilakukan di 75 pusat belanja di Ibukota.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan posisi ekonomi Indonesia di Asia Pasifik dan Dunia Berdasarkan Hasil International Comparison Program (ICP) 2011. Dari hasil workshop ini menunjukkan bahwa tingkat harga barang dan jasa di Tanah Air menjadi yang terendah di dunia.

Demikian disampaikan Kepala BPS, Suryamin. Dia mencatat, tingkat harga konsumen barang dan jasa di Indonesia sebesar 44,3%. Barang itu dapat berupa barang konsumsi, sandang, pangan, papan, produk ekspor impor dan sebagainya. Survei ini berlaku untuk barang yang sama di seluruh negara.

"Tingkat harga lebih murah dibanding rata-rata tingkat harga konsumen barang dan jasa di dunia," ungkap dia.

Dia menjelaskan, rata-rata harga konsumen di dunia sebesar 100. Dengan begitu, tambah Suryamin, rata-rata harga konsumen di Indonesia sebesar 55,7 di 2011. Sedangkan pada 2005, tingkat harganya 49 sehingga terjadi perubahan 13,7%.

"Tingkat harga konsumen barang dan jasa Indonesia menempati peringkat ke 38 termurah di antara 179 negara. Sedangkan di Singapura, harga konsumen barang dan jasanya lebih tinggi yakni di urutan 144, dan Brunei Darussalam 104. Malaysia peringkat 57," jelasnya.

Suryamin memperkirakan, pelancong asing tergiur dengan murahnya harga jual barang dan jasa yang dibanderol di Indonesia. "Makanya orang luar negeri senang datang ke sini, barangnya komplit harganya murah. Apalagi yang punya gaji dolar, belanja murah di sini," terang dia. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya