Soal Rokok, CT Ingin Bisa Akomodasi Semua Pihak

Pemerintah akan mengambil langkah terbaik agar semua pihak tidak rugi, dari sisi pengusaha, petani maupun kesehatan masyarakat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Jun 2014, 10:59 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2014, 10:59 WIB
Proses pelintingan sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah industri rokok di Kediri, Jatim. Saat ini tinggal 75 industri rokok yang bertahan akibat tarif cukai tembakau naik setiap tahunnya. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Bidang Perekonomian menyatakan akan berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait penurunan produksi sigaret kretek tangan (SKT) yang kalah bersaing dengan sigaret kretek mesin (SKM).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan akan mengambil langkah terbaik agar semua pihak tidak rugi, dari sisi pengusaha, petani maupun kesehatan masyarakat.

"Hati-hati. Jadi kita harus melihat dari dua kepentingan. Satu kepentingan dunia kesehatan, yang kalau kita bicara sektoral itu pasti pingin nggak boleh ada rokok di Indonesia. Mau SKT, SKM nggak boleh ada. Itu kenapa karena itu mengganggu kesehatan. Kalau kita lihat dari satu sektor saja," kata dia, seperti ditulis di Jakarta, Jumat (13/6/2014).

Sementara di sisi lain, CT menambahkan ini juga harus dilihat dari sisi industri, di mana industri SKT menyerap banyak tenaga kerja yang menggantungkan hidup dari industri tersebut.

Dia memastikan akan memperjuangkan nasib orang-orang yang terkait dengan industri SKT tersebut. "Para petani tembakau, para industriawan,  segala macam itu kan yang terkait. Ini puluhan juta orang terkait dengan ini. Nah ini kan juga rakyat Indonesia, harus juga kita lindungi keberadaannya," tegas dia.

Lebih lanjut, CT mengaku masih mencari opsi-opsi agar masalah ini segera terselesaikan. Ia menyadari jika produksi SKT akan terus menurun kemudian petani dibiarkan terus menanam bakal terus merugi.

"Kita mencari jalan keluar terbaik untuk 6,1 juta orang ini. Ini kan pasti akan turun SKT itu. Kan berarti kalau dia tetap tanam tembakau nanti jadi salah. Nah gimana supaya petani tembakau, nanam kepada produk lain yang lebih menguntungkan dan lebih menyejahterakan," tukas dia. (Adm/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya