Sampoerna Penyerap Cengkeh Terbesar di Indonesia

Sampai saat ini perusahaan rokok yang ada di tanah air masih mengandalkan cengkeh dari pertanian lokal Indonesia.

oleh M Taufan SP Bustan diperbarui 21 Jun 2014, 10:31 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2014, 10:31 WIB
Cengkeh
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Palu - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) HAM Dahlan Said mengatakan, pengguna cengkeh terbesar di tanah air masih didominasi perusahaan rokok milik PT HM Sampoerna Tbk.

"Penggunaan cengkeh Sampoerna per tahun sebanyak 35 ribu per ton, disusul perusahaan rokok lainnya seperti Gudang Garam dan Djarum yang hanya berkisar 20-an ton per tahun," terang dia kepada Liputan6.com di Palu, seperti dikutip Sabtu (21/6/2014).

Menurut Dahlan, sampai saat ini perusahaan rokok yang ada di tanah air masih mengandalkan cengkeh dari pertanian lokal Indonesia.

Selain karena memang kualitasnya baik, juga karena perusahaan rokok di Indonesia dilarang untuk menerima dan menggunakan cengkeh luar negeri.

"Kebijakan impor atau menggunakan cengkeh luar negeri oleh perusahaan rokok di tanah air itu ada di tangan pemerintah dan APCI. Jadi kalau pemerintah dan APCI melarang itu tidak bisa dilakukan oleh perusahaan rokok, terkecuali ada persetujuan tertentu dan memang produksi cengkeh petani kita turun," ungkap dia.

Sedangkan masalah harga cengkeh di tingkat petani, APCI telah memberikan standar yang telah disetujui oleh pemerintah dan seluruh perusahaan rokok yang ada di Indonesia, dengan besaran harga cengkeh di tingkat petani sesuai kos pengeluaran yang harus didapat petani per kilo gramnya sebesar Rp 72 ribu per kilogram.

"Kami sudah memiliki harga standar yang tidak bisa diturunkan, namun jika petani menaikkan seperti saat ini di harga Rp 150 ribu per kilo gram itu disahkan dan perusahaan rokok atau pemerintah tidak bisa melarang," tandasnya. (M Taufan SP Bustan/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya