Pakai Pembangkit Tenaga Air, RI Bisa Hemat Rp 23 Triliun

Potensi tenaga air Indonesia cukup besar yaitu mencapai 75 ribu MW.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Jun 2014, 10:40 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2014, 10:40 WIB
2-ketangguhan-plta-140206b.jpg
Dari 12 PLTA yang ada, salah satu yang PLTA yang menjadi andalan dalam menyuplai energi listrik adalah PLTA Sutarmi (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan dalam waktu lima tahun akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) sebesar 1,2 gigawatt (GW) sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) US$ 1,92 milar per tahun atau Rp 23,23 triliun (kurs: Rp 12.099 per dolar AS)

Seperti yang dikutip dalam situs resmi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jumat (27/6/2014), kapasitas pembangkit listrik 1,2 GW akan berasal dari dari 240 unit PLTMH dengan setiap unitnya berkapasitas 5 megawatt (MW). Dengan begitu diperkirakan  terdapat potensi penghematan solar impor 2,21 juta kiloliter (kl).

"Perkiraan produksinya 7.358.400 megawatthour (MWh) per tahun," seperti dalam situs tersebut.

Potensi tenaga air Indonesia cukup besar yaitu mencapai 75 ribu MW. namun saat ini pemanfaatannya melalui penyediaan energi listrik nasional baru mencapai 10 persen dari total potensinya.

Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian ESDM, potensi sumber energi tenaga air tersebar sebanyak 15.600 MW atau 20,8 persen di Sumatera, 4.200 MW 5,6 persen  di Jawa, Kalimantan 21.600 MW atau 28,8 persen, Sulawesi, 10.200 MW atau 13,6 persen.

Kemudian Bali, NTT, NTB sekitar 620 MW atau 0,8 persen, Maluku, 430 MW atau 0,6 persen dan Papua menyimpan potensi tenaga air sebesar 22.350 MW atau 29,8 persen dari potensi nasional.

Total keseluruhan potensi tenaga air yang dimiliki Indonesia sebesar 75 ribu MW dan yang termanfaatkan saat ini hanya 10.1% atau sebesar 7.572 MW. (Pew/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya