Liputan6.com, Jakarta - Impor elpiji yang dilakukan PT Pertamina (Persero) terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Salah satu penyebabnya karena produksi dalam negeri stagnan.Â
Â
Operation Manager Domestic Gas Pertamina, Chairul Alfian Adin mengatakan, di tahun 2013 kemarin, perusahaan mengimpor elpiji sebesar 3,3 juta MT. Di tahun ini, dalam estimasi, mereka akan mengimpor sebesar 3,5 juta Metric Ton (MT).
Â
Di tahun-tahun berikutnya jumlah impor tersebut akan terus meningkat. "Di 2016 mencapai 4 juta Metric Ton, di 2017 sebesar 4,5 juta Metric Ton dan di 2018 bisa mencapai 5,3 juta Metric Ton," Â jelasnya di Depot LPG Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, seperti ditulis Rabu (13/8/2014).
Â
Ada dua hal yang menjadi penyebab terus meningkatnya impor tersebut. Pertama karena konsumsi gas di dalam negeri terus mengalami kenaikan.
Â
Sejak adanya program konversi dari minyak tanah ke gas, konsumsi gas masyarakat Indonesia terus meningkat. Beberapa tahun ke depan kenaikan konsumsi akan terus bertambah karena program konversi belum selesai.
Â
"Di Sulawesi, Maluku dan juga Papua program konversi belum ter-cover seluruhnya," tutur Chairul.Â
Â
Penyebab kedua karena produksi gas dalam negeri cenderung stagnan bahkan turun. Dengan turunnya produksi dalam negeri tersebut, Pertamina terpaksa mengimpor elpiji. (Gdn/Nrm)