Liputan6.com, Jakarta - Mudik menjadi momen yang paling ditunggu bagi mereka para perantau. Salah satunya Tabik, pekerja asal Jakarta yang memanfaatkan momen tersebut untuk kembali ke kampung halamannya di Semarang.
Selepas pulang kerja pada Kamis 27 Maret kemarin, Tabik memutuskan berangkat lebih awal guna menghindari puncak arus mudik hari ini. Bersama keluarga, istri dan anaknya dia meluncur tepat pukul 15.00 WIB.
Baca Juga
Namun tak disangka, kondisi lalu lintas ternyata sudah padat. Alhasil dirinya baru tiba di tempat tujuan sekira pukul 03.30 WIB keesokan harinya, Jumat (28/3/2025).
Advertisement
"Saya menempuh 12,5 jam perjalanan, macet parah terjadi di KM 185 hingga KM 207, kalau normal 8 jam bisa sampai" kata Tabik yang melewati Tol Trans Jawa.
Tabik mengamini, semalam kebijakan one way belum secara total. Sehingga praktis terjadi kemandekan arus di beberapa titik. Menurut dia, one way baru terjadi di KM 255 hingga KM 263 di sekitaran Brebes.
Pengalaman mudik tahun ini diakuinya berbeda dengan dua tahun lalu. Kala itu, kebijakan one way diingatnya dibuka total hingga Kalikangkung. Efeknya, pemudik dari arah Jakarta sangat menikmati arus kendaraan tanpa tersendat.
"Tahun ini one way seperti kena jackpot, karena dibukanya sepenggal-sepenggal." ujar dia.Â
Â
Rest Area Penuh
Selain kemacetan, Tabik juga mengeluhkan rest area yang penuh. Sehingga terpaksa harus menggunakan pinggir jalan tol untuk sejenak berhenti saat lelah melanda atau pun buang air kecil saat tak tertahankan.
"Mau gimana lagi karena hampir rata-rata rest area penuh parah," keluh dia.Â
Advertisement
Insiden
Pengalaman mudik yang dirasakan lainnya adalah adanya insiden tabrak menabrak kendaraan yang menyundul dari belakang. Tabik menduga, mereka kelelahan dan kehilangan fokus.
"Ada insiden tubrukan seperti di Subang, Kertajati, Palimanan, Kanci. Imbasnya jadi macet 2-3 KM," dia menandasi.
