Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan kenaikan harga elpiji non subsidi 12 kilogram (Kg) dilakukan sebelum masa Kabinet Indonesia Bersatu berakhir. Lantas, akan seperti apa dampaknya bagi jumlah warga miskin di Indonesia?.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Ari Perdana mengatakan, kenaikan harga elpiji non subsidi 12 kg tidak akan meningkatkan jumlah orang miskin di Indonesia. "Kalau elpij 12 kg nggak terlalu," kata Ari, di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Ari mengungkapkan, minimnya pengaruh pada tingkat kemiskinan atas kenaikan harga elpiji 12 kg karena pengguna sumber bahan bakar ini merupakan kelompok menengah ke atas.
Namun menurut dia, kemungkinan berpengaruh pada kemiskinan tetap ada, jika kenaikan harga elpiji 12 kg membuat harga kebutuhan ikut naik. Tapi hal itu pun dikatakan tidak akan terlalu besar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tandjung menyatakan, kenaikan harga elpiji 12 kg dilakukan sebelum pemerintahan Kabinet Indonesia jilid II berakhir.
Chairul mengatakan, kenaikan elpiji non subsidi 12 kg pasti dilakukan pada pemerintahan saat ini. Hal tersebut dilakukan agar tidak memberatkan pemerintah yang akan datang.
Namun jika Pertamina ingin menaikan kembali harga elpiji 12 kg, saat pemerintah baru maka Pertamina harus melakukan pembicaraan lagi.
"Pasti pemerintahan ini. Yang kita buat dipemerintahan ini saja, karena kita tidak mau dipemerintahan datang. Karena menyandera pemerintah akan datang," tutup Chairul. (Pew/Nrm)
Advertisement
* Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.