Tak Naikkan Harga BBM Subsidi, SBY Wariskan Rumah Rusak

Tingkat pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai sekitar US$ 4 ribu.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Agu 2014, 10:25 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2014, 10:25 WIB
 Jokowi Adakan Pembicaraan Serius Dengan SBY?
Ketua Umum Partai Demokrat itu mengaku, tak ada agenda khusus dalam pertemuan pertamanya dengan Jokowi pasca keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak semua permohonan Prabowo-Hatta.

Liputan6.com, Jakarta - Para pengusaha beranggapan, langkah Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat mencoreng segala prestasi ekonomi yang telah dibangun dalam 10 tahun masa kepemimpinannya.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto menilai, kinerja yang ditunjukkan oleh pemerintahan saat ini sudah baik.

"Secara umum dapat saya katakan bahwa kinerja Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono harus diakui telah menghasilkan banyak keberhasilan bagi bangsa Indonesia," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Kamis (28/8/2014).

Hal ini terbukti dengan beberapa pencapai seperti pertumbuhan ekonomi yang rata-rata sebesar 6 persen lebih, tingkat pendapatan per kapita penduduk yang mencapai sekitar US$ 4 ribu, jumlah kelas menengah yang menaik signifikan dan GDP yang mencapai US$ 1 triliun.

"Sehingga Indonesia berhasil menjadi anggota G-20 dan lain-lain," lanjutnya.

Namun sayangnya, pemerintahan saat ini juga memiliki kelemahan yang harus segera dibereskan, yaitu masalah subsidi BBM yang tidak terkendali dan semakin parah dari tahun ke tahun.

"Dan sangat disayangkan ini akan menjadi warisan problem yang sangat berat bagi pemerintah yang akan datang," kata dia.

Suryo mengatakan, masih belum terselesaikannya masalah subsidi BBM ini ibarat pemerintaah sekarang meninggalkan rumah bagi penghuni baru dalam keadaan rusak berat, rapuh dan kotor tidak terawat.

Ini artinya penghuni baru atau pemerintah selanjutnya yang harus kerja keras memperbaiki keadaan rumah tersebut.

"Padahal sebenarnya tidak sulit bagi bagi penghuni saat ini untuk sebelum pergi memperbaiki dahulu rumah tersebut sehingga kondisinya layak huni dan tidak dalam keadaan yang sangat menyedihkan," tandasnya. (Dny/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya