Bank Jabar Banten Bukukan Laba Bersih Rp 1,12 Triliun

Tingkat kredit macet untuk kredit konsumer mengalami penurunan dari sebelumnya di level 0,10 persen menjadi 0,08 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Mar 2015, 21:38 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2015, 21:38 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mencetak laba sebesar Rp 1,12 triliun sepanjang 2014 kemarin. Laba tersebut mengalami penurunan jika dibanding dengan laba yang dibukukan setahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,37 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (9/3/2015), laba tersebut diperoleh dari pendapatan bunga yang tercatat sebesar Rp 8,79 triliun, yang mengalami penurunan dari perolehan setahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 4,78 triliun.

Pendapatan bunga tersebut berasal dari penyaluran kredit yang sampai dengan akhir 2014 kemarin tercatat sebesar Rp 49,62 triliun. sebagian kredit tersebut merupakan kredit konsumer yang menyalurannya mencapai Rp 33,96 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan kredit konsumer mencapai 16,35 persen.

Sedangkan tingkat kredit macet untuk kredit konsumer mengalami penurunan dari sebelumnya di level 0,10 persen menjadi 0,08 persen. "Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penyaluran kredit yang dilakukan oleh Bank BJB memiliki kualitas yang baik, begitu pula dengan penanganan terhadap kredit bermasalahnya," tutur direktur utama Bank BJB, Ahmad Irfan.

Ahmad melanjutkan, perjalanan Bank Jabar Banten sepanjang tahun 2014 banyak diwarnai oleh tantangan, terutama dari faktor eksternal. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh mereka tetapi juga dunia usaha pada umumnya. Bahkan sejak memasuki tahun 2014, ada pesimisme di lingkungan dunia usaha atas kondisi ekonomi yang akan berjalan.

Sentimen tersebut diindikasikan melalui Indeks Tendensi Bisnis yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada kuartal 1-2014 yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu dari 104,72 menjadi 101,95. Hal tersebut menunjukan bahwa ekspektasi dunia usaha terhadap situasi ekonomi awal 2014 cenderung pesimistis.

Situasi yang berkembang di dunia usaha, di antaranya sebagai antisipasi terhadap kondisi ekonomi secara makro sepanjang tahun 2014, yang terbukti masih terjadi perlambanan. Salah satu penyebab utamanya adalah perekonomian global yang masih belum stabil.

Hal itu, misalnya bisa terlihat pada perekonomian dua negara besar dunia, yaitu Amerika Serikat dan China yang memiliki trend berkebalikan. Ketika data ekonomi Amerika menunjukkan kecenderungan positif, kondisi di China justru sebaliknya. Namun dengan dengan berbagai tantangan tersebut, Ahmad melanjutkan, Bank Jabar Banten bisa membukukan kinerja yang positif. (Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya