Kelas Menengah RI Jadi Daya Tarik Investor Dua Negara Ini

Ketua Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengingatkan, pemerintah memperbaiki infrastruktur dan izin investasi untuk menarik investor.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Apr 2015, 21:50 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2015, 21:50 WIB
Catatan Awal Tahun Kadin
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto memberikan keterangan tentang catatan awal tahun dan perkiraan ekonomi 2015 di Menara Kadin Jakarta, Kamis (22/1). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jepang dan China pada pekan lalu dinilai membawa dampak positif bagi investasi di Indonesia. Dengan kunjungan tersebut, banyak investor kedua negara yang berkomitmen menanamkan dan menambah modalnya di Indonesia.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, ada investasi dari Jepang dan China juga sangat dibutuhkan oleh Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen sampai 2019.

"Jepang dan China ingin sekali meningkatkan investasinya di sini (Indonesia). Hubungan dagang juga ingin ditingkatkan. Pertumbuhan kelas menengah yang sangat tinggi menjadi daya tarik mereka," ujar Suryo di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (1/4/2015).

Selain untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, masuknya arus investasi ke Indonesia juga dinilai akan memperluas penyerapan tenaga kerja lokal sehingga daya beli masyarakat pun semakin meningkat.

"Kalau investasinya masuk, lapangan pekerjaan juga akan bertambah. Ini kesempatan buat Indonesia," lanjut dia.

Sementara dari sisi perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut, melalui kunjungan ini, Suryo yakin akan meningkatkan volume perdagangan hingga mencapai meningkat 10 persen tahun ini.

"Saat ini, hubungan dagang Indonesia dengan China mencapai US$ 40 miliar sedangkan dengan Jepang mencapai US$ 40 miliar. Kalau itu bisa tumbuh 10 persen saja per tahun sudah sangat bagus sekali," kata Suryo.

Meski demikian, Suryo tetap mengingatkan pemerintah untuk terus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur dan perizinan di dalam negeri. Terlebih lagi terkait soal lahan. Pasalnya penyediaan lahan untuk pembangunan sebuah proyek investasi masih sering dikeluhkan oleh pada investor.

"Misalnya, Jepang keluhkan lamanya pembebasan lahan sampai lima tahun untuk power plant. Hal-hal yang seperti ini harus dihindari," ujar Suryo. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya